Karakteristik Risiko Kesehatan Non Karsinogen Pada Remaja Siswa Akibat Pajanan Inhalasi Debu Particulate Matter


Abstract: Peningkatan kendaraan transportasi menyebabkan pencemaran udara. PM2,5 polutan utama memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan non karsinogen. Kondisi cekungan Bandung menyebabkan polutan terperangkap karena penyebaran polutan terhambat. Penelitian bertujuan menganalisis risiko kesehatan pada remaja siswa SMPN 16 Bandung akibat pajanan inhalasi PM2,5 di lingkungan sekolah. Desain studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Pengukuran konsentrasi PM2,5 dilakukan pada 10 titik menggunakan Haz Dust EPAM 5000.  Sampel siswa kelas VIII sebanyak 66 siswa yang dipilih secara acak. Rata-rata konsentrasi PM2,5 sebesar (29,34 µg/m3), masih di bawah nilai baku mutu menurut PP Nomor 41 Tahun 1999 (65 µg/Nm3). Adanya peningkatan Intake realtime, 3 tahun dan 12 tahun secara berturut-turut 7.53x10-5, 1.25x10-4, 5.02x10-4mg/kg/hari. Intake PM2,5 tinggi pada siswa dengan berat badan rendah dibandingkan dengan siswa dengan berat badan yang besar. Estimasi risiko kesehatan dinyatakan sebagai risk quotient(RQ) yang dihitung dari rata-rata intake pajanan PM2,5 terhadap siswa dan dosis referensi (RfC),RQ>1 menunjukkan risiko perlu dikendalikan.  Hasil analisis dengan durasi pajanan realtime, 3 tahun, dan 12 tahun menunjukkan batas aman terhadap pajanan PM2,5 (RQ < 1). Secara keseluruhan siswa kelas VIII tidak berisiko terhadap pajanan inhlasi PM2,5 di Lingkungan sekolah.
Keywords: PM2,5; remaja siswa; sekolah
Penulis: Ony Rosalia, Bambang Wispriyono, Haryoto Kusnoputranto
Kode Jurnal: jpkesmasdd180080

Artikel Terkait :