DAMPAK POSITIF PELAYANAN FARMASI KLINIK PADA PASIEN EPILEPSI


Abstract: Epilepsi merupakan suatu penyakit kronik dengan gangguan yang bersifat heterogen, multifaset yang menjadikan layanan farmasi kliniknya menjdi kompleks. Tantangannya antara lain adalah  masih adanya 25-30% yang belum terkendali dengan obat, masalah dalam farmakokinetika klinik, dan adherence yang  kurang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi layanan farmasi klinik dengan mengukur pencapaian berbagai outcome. Penelitian ini adalah penelitian observasional pada  pasien epilepsi dengan kejang umum yang dilaksanakan secara prospektif dengan disain cross sectional, yang mengamati adherence, kadar obat dalam serum, serta frekuensi kejang. Pasien mendapat layanan farmasi klinik selama 6 bulan berupa asesmen ada tidaknya Drug Related Problem (DRP) pada setiap kunjungan poliklinik yang dilaksanakan 1 bulan sekali,  pemberian rekomendasi terapi kepada klinisi, konseling dengan alat bantu, monitoring dengan berbagai metode. Terdapat  peningkatan mean skor adherence antara skor 1 dan 6 bulan dari 3,95 menjadi 4,07 setelah 6 bulan terapi, meskipun tidak  signifikan secara Wilcoxon-Sign. Secara umum adherence pasien dalam 6 bulan terapi tetap (berkisar 80%). Kadar fenitoin serum  rata-rata pada 1 bulan 6,67 ± 6,65 mg/L tidak berubah secara  signifikan secara Wilcoxon-Sign pada 6 bulan terapi 6,07 ± 5,51 mg/L. Hasil pengujian korelasi antara kadar fenitoin dengan skor MMAS-8 menunjukkan tidak adanya korelasi rho= -0,051, P=0,73. Remisi terminal 6 bulan diperoleh sejumlah 43 pasien atau 86% dan sisanya sebanyak 7 orang masih menunjukkan  kejang, sedangkan reduksi kejang ≥50% sebesar 46 pasien (92%). Layanan farmasi klinik memberikan dampak positif dalam meningkatkan pencapaian hasil terapi pasien.
Kata Kunci: epilepsi, farmasi Klinik, kepatuhan
Penulis: Widyati Widyati
Kode Jurnal: jpfarmasidd130449

Artikel Terkait :