TINGKAT PENGGUNAAN OBAT ANTI INFLAMASI NON STEROID (AINS) DI APOTEK GS KABUPATEN KUDUS
Abstract: Nyeri adalah keluhan
yang sangat sering membawa pasien berobat ke dokter. Salah satu cara yang dapat
dilakukan dalam mengatasi nyeri ini adalah
dengan pemberian obat anti inflamasi non steroid (AINS). Obat antiinflamasi
(anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan adalah suatu
golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik
(penurun panas), dan antiinflamasi (anti radang). Istilah "non
steroid" digunakan untuk membedakan jenis obat-obatan ini dengan steroid,
yang juga memiliki khasiat serupa. AINS bukan tergolong obat-obatan jenis
narkotika. Mekanisme kerja AINS didasarkan atas penghambatan isoenzim COX-1
(cyclooxygenase-1) dan COX-2 (cyclooxygenase-2). Enzim cyclooxygenase ini
berperan dalam memacu pembentukan prostaglandin dan tromboksan dari arachidonic
acid. Prostaglandin merupakan molekul pembawa pesan pada proses inflamasi
(radang). Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang dirancang
dengan metode deskriptif melalui studi prospektif berdasarkan data obat anti
Inflamasi Non steroid (AINS) bulan Maret 2016 di Apotek GS Kabupaten Kudus,
untuk mengetahui penggunaan obat AINS tunggal dan kombinasi. Hasil penelitian
tingkat penggunaan obat AINS pada terapi
tunggal yang paling banyak digunakan adalah Natrium Diklofenak (51,6%) dan
terapi kombinasi yang paling sering digunakan adalah kombinasi antara Natrium
Diklofenak dengan Methylprednisolon
(64,8%).
Kata Kunci: Anti Inflamasi Non
Steroid, Terapi Tunggal Dan Kombinasi
Penulis: Dian Arsanti Palupi,
Putri Ika Wardani
Kode Jurnal: jpkeperawatandd170094