Uji Difusi Sefiksim terhadap Neisseria gonorrhoeae dari Wanita Pekerja Seksual (WPS) dengan Servisitis Gonore tanpa Komplikasi yang Mengikuti Program Periodic Presumptive Treatment (PPT)

ABSTRAK: Neisseria gonorrhoeae sebagai penyebab infeksi gonore merupakan bakteri yang perlu diwaspadai terhadap resistensi antibiotik yang bisa memengaruhi efektifitas pengobatan. Resistensi terhadap beberapa antibiotik banyak ditemukan dalam beberapa tahun terakhir. Sefalosporin generasi ketiga seperti sefiksim atau seftriakson merupakan pilihan terapi lini pertama di berbagai negara, namun penurunan kepekaan sefiksim sudah didapatkan dan mulai menyebar. Tujuan: Mengevaluasi kepekaan sefiksim terhadap Neisseria gonorrhoeae secara difusi pada servisitis gonore tanpa komplikasi dari Wanita Pekerja Sex (WPS) yang mengikuti Program Periodic Presumptive Treatment (PPT). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang bersifat deskriptif observasional, potong lintang selama 3,5 bulan dari November 2012-Februari 2013 di Puskesmas Putat Jaya Surabaya. Hasil: Didapatkan 21 isolat N. gonorrhoeae dari 86 sekret serviks yang dilakukan uji kepekaan sefiksim secara difusi. Berdasarkan uji tersebut didapatkan 7 isolat (33,3%) resisten terhadap sefiksim dan 14 isolat (66,7%) sensitif terhadap sefiksim. Lima dari 14 isolat (35,7%) yang sensitif terhadap sefiksim, mempunyai zona hambat dengan diameter 31 mm yang merupakan batas kemampuan sefiksim untuk menghambat pertumbuhan N. gonorrhoeae. Simpulan: Didapatkan isolat N. gonorrhoeae yang resisten terhadap sefiksim dan isolate dengan batas hambat maksimal sefiksim terhadap N. gonorrhoeae secara difusi, maka perlu dilakukan uji secara dilusi dengan studi analitik untuk mengetahui peningkatan resistensi N. gonorrhoeae terhadap sefiksim.
Kata kunci: uji kepekaan sefiksim, infeksi gonore, resistensi antibiotic
Penulis: Trisniartami Setyaningrum, Astindari, Hans Lumintang
Kode Jurnal: jpkedokterandd170474

Artikel Terkait :