Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kasar Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendens) Dibanding dengan Klorheksidin terhadap Streptococcus sanguinis
Abstract: Streptococcus
sanguinis merupakan bakteri pionir penyebab plak gigi. Penggunaan obat kumur
klorheksidin merupakan tindakan untuk mengontrol pembentukan plak gigi, namun
karena efek sampingnya, klorheksidin tidak dapat digunakan untuk jangka
panjang. Umbi sarang semut (Myrmecodia pendens) merupakan tanaman obat yang
memiliki banyak aktivitas biologis untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan
menguji aktivitas antibakteri ekstrak kasar umbi sarang semut terhadap bakteri
S. sanguinis dibandingkan dengan klorheksidin dan pengaruh pemberian
konsentrasinya terhadap kematian sel bakteri. Metode penelitian menggunakan uji Kirby-Bauer untuk menentukan diameter hambat
pertumbuhan bakteri, dilanjutkan dengan uji MIC untuk mengetahui nilai MIC dari
sampel dan pengaruhnya terhadap kematian sel bakteri. Penelitian dilakukan pada
bulan Agustus-Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Organik Universitas
Padjadjaran Hasil uji Kirby-Bauer ekstrak kasar umbi sarang semut menunjukkan
aktivitas antibakteri. Zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak kasar tidak
berbeda signifikan dengan klorheksidin (12 mm vs 15 mm, p>0,05). Nilai MIC
ekstrak kasar berada diantara 9,77 ppm dan 19,53 ppm, nilai ini lebih kecil
dibanding dengan klorheksidin, yaitu sebesar 1,935 ppm. Selain itu, terdapat
korelasi positif dan kuat antara konsentrasi ekstrak kasar dan kematian sel
bakteri S. sanguinis (r=0,867). Dapat disimpulkan ekstrak kasar umbi sarang
semut memiliki efek antibakteri lebih kecil dibanding dengan klorheksidin.
Peningkatan konsentrasi eksrak kasar umbi sarang semut memiliki korelasi
positif dan kuat terhadap peningkatan kematian sel bakteri S. sanguinis.
Kata kunci: Antibakteri,
ekstrak kasar, klorheksidin, S. sanguinis, umbi sarang semut
Penulis: Fathimah Azzahra
Attamimi, Rovina Ruslami, Ani Melani Maskoen
Kode Jurnal: jpkedokterandd170280
