TATA LAKSANA NUTRISI PADA PASIEN LUKA BAKAR LISTRIK

Abstrak: Pada pasien luka bakar listrik, keparahan trauma pada organ dalam tidak sebandingdengan luka bakar di permukaan tubuh sehingga dikategorikan sebagai luka bakar berat. Terapi nutrisimerupakan bagian integral tata laksana luka bakar sejak awal resusitasi hingga fase rehabilitasi. Saat ini sudah terdapat rekomendasi tata laksana nutrisi luka bakar berat. Namun, belum terdapat rekomendasi spesifik untuk luka bakar listrik. Metode: Serial kasus ini memaparkan tatalaksana nutrisi terhadap empat pasien kasus luka bakar listrik dengan penyulit. Pasien pertama dengan traumaservikal, pasien kedua mengalami AKI dan penurunan fungsi hati, pasien ketiga mengalami syok sepsis, dan pasien keempat mengalami sepsis dan amputasi. Target pemberian energi dihitungmenggunakan persamaan Harris-Benedict ditambah faktor stres 1,5–2. Protein diberikan 1,5–2g/kgBB/hari kecuali pada pasien dengan AKI diberikan 0,8–1 g/kgBB/hari hingga terjadi perbaikan. Karbohidrat dan lemak berturut-turut 60–65% dan <35%. Mikronutrien diberikan berupa multivitamin antioksidan, vitamin B kompleks dan asam folat. Hasil: Tiga pasien mengalami perbaikan klinis, kapasitas fungsional, dan laboratorium hingga diperbolehkan rawat jalan. Lama perawatan ketiga pasien tersebut berturut-turut 17, 60, dan 20 hari. Satu orang pasien meninggal akibat penyulit setelah dirawat selama 14 hari. Kesimpulan: Tatalaksana nutrisi yang optimal dan tepat dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien dengan luka bakar listrik.
Kata kunci: Luka bakar listrik, penyulit, tata laksana nutrisi
Penulis: Raihanah Suzan, Diyah Eka Andayani
Kode Jurnal: jpkedokterandd170016

Artikel Terkait :