SINDROM BRUGADA
ABSTRACT: Sindrom brugada
merupakan kelainan genetik yang diturunkan secara autosomal dominan dengan
karakteristik adanya elevasi segmen ST pada sadapan prekordial kanan. Terdapat
12 gen yang berkaitan dengan sindrom brugada. Sindrom brugada merupakan
penyebab kematian mendadak pada pasien tanpa kelainan struktur jantung.
Prevalensi sindrom brugada di Asia lebih tinggi daripada di Amerika dan Eropa.
Sindrom ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan rasio 8:1
terutama pada usia <40-45 tahun. Gejala yang timbul pada sindrom brugada
biasanya terjadi pada saat istirahat atau tidur. Beberapa tanda dan gejala yang
berhubungan dengan sindrom ini, yaitu sinkop, nocturnal agonal respiration,
fibrilasi ventrikel atau kematian mendadak, palpitasi, nyeri dada, demam.
Gambaran EKG pada sindrom brugada memilliki 3 tipe, yaitu tipe 1, tipe 2, dan
tipe 3. Tipe 1 dengan elevasi segmen ST (coved type) ≥2 mm (0,2 mV) diikuti
defleksi negatif gelombang T. Tipe 2 memiliki kriteria elevasi segmen ST yang
tinggi disertai dengan gelombang T positif atau bifasik yang memberi gambaran
seperti saddleback. Tipe 3 dengan elevasi segmen ST berbentuk coved type atau
saddleback type <1 mm dengan gelombang T positif. Implantable
cardioverter-defibrillator (ICD) merupakan terapi lini pertama untuk pasien
yang beresiko tinggi (sinkop tanpa episode prodormal, riwayat keluarga dengan
kematian mendadak) dan pasien dengan gambaran EKG tipe 1 atau tipe 2.
Pembuktian kasus kasus kematian mendadak yang melibatkan sistem kardiovaskular
harus selalu melibatkan pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi penyebab
kematian tersebut.
Kata kunci: EKG, Elevasi
segmen ST, Kematian mendadak, Sindrom brugada
Penulis: Nofia Dian Ardiani
Sukamto, Muhammad Galih Irianto
Kode Jurnal: jpkedokterandd170425
