Perbandingan Viabilitas Oosit Pascavitrifikasi pada Dua Tingkat Konsentrasi Sukrosa yang Berbeda
Abstract: Vitrifikasi
merupakan suatu teknik kriopreservasi tanpa disertai pembentukan kristal es,
baik intraseluler maupun ekstraseluler. Tingkat keberhasilan vitrifikasi sangat
dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi krioprotektan yang digunakan. Sukrosa
merupakan krioprotektan ekstraseluler yang mempunyai peranan dalam menjaga
kestabilan membran sel pada saat proses dehidrasi. Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji efek penambahan sukrosa dalam dua level konsentrasi yang berbeda pada
morfologi dan persentase hidup oosit pascavitrifikasi dengan menggunakan oosit
domba yang telah dimatangkan secara in vitro sebagai model. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Riset dan Bioteknologi, Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran periode September 2016–Desember 2016. Penelitian
menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua kelompok perlakuan, yaitu
penambahan 0,5 M sukrosa atau 0,65 M sukrosa pada media vitrifikasi. Parameter
yang diamati adalah persentase oosit hidup dan morfologi oosit yang mati
pascavitrifikasi-pencairan kembali. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
persentase oosit hidup pascavitrifikasi meningkat 20% setelah penambahan
sukrosa 0,65M. Fraktur zona pelusida merupakan kerusakan morfologi yang banyak
ditemukan pada oosit yang divitrifikasi dengan penambahan 0,5 M sukrosa dalam
larutan vitrifikasi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa penambahan
sukrosa 0,65 M sebagai krioprotektan ekstraseluler meningkatkan peluang hidup
oosit setelah proses vitrifikasi.
Kata kunci: Krioprotektan,
morfologi oosit, sukrosa, vitrifikasi
Penulis: Rini Widyastuti,
Candrani Khoirinaya, M. Rosyid Ridlo, Mas Rizky A. A Syamsunarno
Kode Jurnal: jpkedokterandd170341
