Perbandingan antara Tramadol 2 mg/kgBB dan Fentanil 2 mg/kgBB Intravena Sebagai Analgetik Intraoperatif pada Operasi Laparotomi Ginekologis; Pengaruhnya terhadap Skor PRST
Abstract: Perkembangan dan
kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan telah mendorong pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang lebih efektif dan lebih ekonomis dibanding dengan cara yang
lazim dikerjakan. Telah dilakukan
penelitian terhadap 32 pasien operasi laparotomi ginekologis yang dibagi
menjadi dua kelompok. Kelompok Tramadol (n=16) diberikan tramadol 2 mg/kgBB
(pengenceran akuabides sampai 10 mL) lewat jalur infus selama satu menit,
sedangkan pada kelompok Fentanil (n=16) diberikan fentanil 2 µg/kgBB dengan
cara yang sama. Lima menit kemudian diberikan propofol 2 mg/kgBB, atrakurium
0,5 mg/kgBB, enfluran 2 volume %, N2O:O2=2 L/menit:2 L/menit. Setelah tiga
menit dilakukan laringoskopi intubasi. Pasien diventilasi kendali dengan mode
ventilator IPPV. Operasi dilaksanakan
bila kedalaman anestesi tercapai berdasar atas skor PRST (P=systolic arterial
pressure, R=heart rate, S=sweat, dan T=tears) 2 sampai dengan 4. Analgetik
pertolongan 50 µg fentanil diberikan bila skor PRST lebih dari 4. Analgetik
postoperatif 30 mg ketorolak dan antimuntah 10 mg metoklopramid diberikan saat
jahit kulit. Pencatatan tekanan darah, laju nadi, saturasi O2, dan skor PRST
dilakukan sebagai berikut: T0 = penderita tiba di kamar operasi, T1=
preintubasi, T2= satu menit setelah intubasi, T3= satu menit setelah insisi, T4
dan seterusnya diukur tiap 15 menit sampai selesai operasi. Pasien diekstubasi
setelah pernapasan adekuat. Skala sedasi dan muntah dinilai setiap 15 menit
setelah ekstubasi selama dua jam. Dari hasil penelitian didapatkan skor PRST
mulai T1 sampai T12 secara statistis tidak berbeda bermakna antara kelompok
tramadol dan fentanil (p>0,05). Kedua kelompok mengalami peningkatan skor
PRST satu menit setelah intubasi. Skor PRST dipertahankan antara 0 sampai 2.
Pada kelompok tramadol dan fentanil masing-masing satu orang mendapatkan
analgetik pertolongan fentanil 50 µg karena skor PRST 5. Tidak ditemukan
perbedaan skala sedasi dan muntah antara dua kelompok perlakuan. Penelitian ini
menunjukkan tramadol 2 mg/kgBB dibanding dengan fentanil 2 µg/kgBB sebagai
analgetik intraoperatif pada operasi laparotomi ginekologis memberikan
pengaruh yang sama terhadap skor PRST.
Kata kunci: Analgetik
intraoperatif, fentanil, laparotomi ginekologis, skor PRST, tramadol
Penulis: Arief Kurniawan, Nur
Pudyastuti Pratiwi
Kode Jurnal: jpkedokterandd170342