Adaptasi Budaya, Alih Bahasa Indonesia, dan Validasi Sino-Nasal Outcome Test (SNOT)-22
Abstract: Kuesioner untuk
menilai kualitas hidup saat ini semakin meningkat penggunaannya dalam
penelitian klinis hasil intervensi medis, baik operatif maupun medikamentosa.
SNOT-22 dianggap sebagai alat ukur yang paling sesuai untuk menilai kualitas
hidup pasien rinosinusitis kronik.Tujuan penelitian ini melakukan adaptasi
budaya, alih bahasa, dan validasi SNOT-22 ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian
deskriptif analitik potong lintang pada 50 pasien rinosinusitis kronik di
Poliklinik Rinologi Alergi Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan
Tenggorok Bedah Kepala dan Leher (THT-KL) Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung periode November
2015–Februari 2016. Diagnosis berdasar atas anamnesis, tingkat berat penyakit,
nasoendoskopi berdasa Lund-Kennedy, dan penilaian kualitas hidup dengan
SNOT-22. Validasi kuesioner dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan
menerjemahkan kuesioner SNOT-22 versi bahasa Inggris ke bahasa Indonesia oleh
ahli bahasa Indonesia dan diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris oleh ahli
bahasa Inggris. Dilakukan uji reabilitas menggunakan Cronbach’s alpha dan uji
validitas menggunakan Rank Spearman’s. Uji Cronbach’s alpha =0,936 (sangat
andal), andal jika ≥0,7 menunjukkan konsistensi yang baik. Uji Rank Spearman’s:
rs=0,961 dan rs=0,978 (valid); dan keandalan (korelasi skor genap dengan skor
ganjil) rs=0,900. Simpulan, hasil uji statistik menunjukkan bahwa kuesioner
SNOT-22 versi bahasa Indonesia merupakan alat ukur yang valid dengan
konsistensi yang baik untuk menilai kualitas hidup pasien dengan rinosinusitis
kronik.
Kata kunci: Bahasa Indonesia,
kualitas hidup, rinosinusitis kronik, SNOT-22, validasi
Penulis: Ichsan Juliansyah
Juanda, Teti Madiadipoera, Sinta Sari Ratunanda
Kode Jurnal: jpkedokterandd170343
