ORTHOSIPHON STAMINEUS SEBAGAI TERAPI HERBAL DIABETES MELITUS
ABSTRACT: Diabetes melitus
(DM) merupakan penyakit metabolik yang diklasifikasikan menjadi empat tipe,
yaitu DM tipe I, tipe II, DM karena kehamilan, dan DM tipe sekunder. Diabetes
melitus menjadi masalah kesehatan dunia dengan peningkatan angka kejadian yang
konstan hingga diperkirakan mencapai 366 juta pada 2030 dan kasus terbanyak
adalah DM tipe 2. Penurunan aktivitas fisik, peningkatan obesitas, stres,
perubahan pola makan, dan gaya hidup yang tidak sehat merupakan faktor yang
memicu peningkatan prevalensi DM. Kontrol ketat terhadap glukosa darah dan
pengobatan farmakologi dengan insulin atau obat hipoglikemik oral (OHO)
dibutuhkan sebagai pengobatan DM. Pengobatan farmakologi tersebut tentunya
memiliki kelemahan, seperti biaya yang tinggi, berbagai efek samping, serta kegagalan
terapi. Berkaitan dengan hal ini, WHO pada tahun 1980 merekomendasikan
penggunaan tanaman sebagai bahan alami dalam pencegahan dan penyembuhan
penyakit DM terutama untuk meminimalisir biaya pengobatan yang tinggi. Salah
satu tanaman yang memiliki khasiat antidiabetik adalah Orthosiphon stamineus
atau sering disebut dengan kumis kucing. Artikel ini bertujuan untuk membahas
lebih lanjut manfaat tanaman O. stamineus sebagai terapi herbal untuk diabetes
melitus berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Orthosiphon stamineus
mengandung berbagai senyawa yang memiliki khasiat menurunkan kadar glukosa
darah. Senyawa-senyawa tersebut antara lain adalah orthosiphon glukosa, minyak
atsiri, saponin, polifenol, flavonoid, sapofonin, garam kalium, dan mionositol.
Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah pemberian
ekstrak O. stamineus sebanyak 800-1000 g/kg secara signifikan dapat menurunkan
kadar glukosa darah dan respon ini memiliki efektivitas yang mendekati efek
terapi glibenclamide (5 mg/kg). Selain itu, pemberian ekstrak O. stamineus juga
ternyata dapat meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar trigliserid.
Kata Kunci: diabetes melitus,
Orthosiphon stamineus, terapi herbal
Penulis: Dyah Wulan Sumekar,
Ayang Tria Putri Barawa
Kode Jurnal: jpkedokterandd160468
