KONSUMSI SOFT DRINK DAN EFEKNYA TERHADAP PENINGKATAN RESIKO TERJADINYA OSTEOPOROSIS
ABSTRACT: Osteoporosis
merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan penurunan
densitas dan kualitas tulang sehingga meningkatkan resiko fraktur. Sekitar
32,3% wanita dan 28,8 % pria yang berusia lebih dari 50 tahun di Indonesia
menderita osteoporosis. Usia tua, Jenis kelamin wanita, riwayat keluarga
menderita osteoporosis, obesitas, asupan nutrisi yang kurang dan gaya hidup
yang buruk merupakan beberapa faktor resiko terjadinya osteoporosis. Angka
penjualan minuman bersoda (soft drink) di dunia meningkat setiap tahunnya.
Angka penjualan soft drink dari tahun 2004 hingga 2009 di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 7.2% per tahun. Salah satu bahan yang terdapat dalam soft
drink yang diduga dapat meningkatkan resiko osteoporosis adalah kafein. Selain
itu, asam fosfat dapat mengganggu keseimbangan ion dalam tubuh dan terbukti
dapat mengurangi absorbsi kalsium sehingga terjadi peningkatan ekskresi kalsium
berlebih dalam urin. Kadar pemanis seperti fruktosa dalam soft drink dapat
memberikan pengaruh negatif pada tulang. Nilai rata-rata Bone Mineral Density
(BMD) pada collum femoral lebih rendah 3.7% pada wanita yang aktif mengkonsumsi
soft drink setiap harinya. Hasil meta-analisis studi kohort prospektif tidak
didapati adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein dengan resiko
fraktur panggul akibat osteoporosis di negara maju. Asupan soft drink setiap
hari dapat mengurangi densitas tulang dan meningkatkan resiko osteoporosis.
Kata kunci: asam fosfat,
fruktosa, kafein, osteoporosis, soft drink
Penulis: Khairun Nisa Berawi,
Dzulfiqar Dzulfiqar
Kode Jurnal: jpkedokterandd170256
