ALLICIN PADA BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) SEBAGAI TERAPI ALTERNATIF DIABETES MELITUS TIPE 2
ABSTRACT: Secara klinis,
bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai hal, termasuk sebagai pengobatan
untuk hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes, rheumatoid arthritis, demam
atau sebagai obat pencegahan atherosclerosis, dan juga sebagai penghambat
tumbuhnya tumor. Bawang putih memiliki potensi farmakologis sebagai agen
antibakteri, antihipertensi dan antitrombotik. Bawang putih memiliki kandungan
65% air, 28% karbohidrat (terutama fruktosa), 2,3% bahan organosulfur (terutama
allinase dan ajoene), 2% protein 1,2 % asam amino bebas (terutama arginin).
Efek farmakologi pada bawang putih berasal dari allicin dan turunannya yaitu
diallyl disulfide (DADS), diallyl sulfide (DAS), diallyl trisulfide (DTS) dan
sulfur dioxide.Allicin dalam bentuk aktifnya berperan sebagai antibiotik serta
antidiabetik di dalam tubuh manusia. Rendahnya kepercayan masyarakat akan
obat-obatan kimiawi menjadikan terapi herbal menjadi fokus banyak peneliti saat
ini, dan bawang putih adalah satu bahan herbal yang digunakan dalam penanganan
Diabetes Melitus. Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak
menular dengan pravelensi yang tinggi di dunia. World Health Organization (WHO)
tahun 2003 menyatakan penderita penyakit DM mencapai 194 juta jiwa atau 5,1
persen dari penduduk dunia usia dewasa dan pada tahun 2025 diperkirakan
meningkat menjadi 333 juta jiwa. Menurut survey WHO pada tahun 2004, Indonesia
menempati urutan keempat jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah
India, Cina dan Amerika Serikat. Hadirnya terapi menggunakan bawang putih
seakan membuka harapan baru untuk menjalani terapi Diabetes Melitus yang
efektif dan aman.
Kata kunci: alisin, bawang
putih, diabetes mellitus
Penulis: Rika Lisiswanti,
Faris Putra Haryanto
Kode Jurnal: jpkedokterandd170257
