HUBUNGAN TINGKAT PARITAS DAN TINGKAT ANEMIA TERHADAP KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PADA IBU BERSALIN

ABSTRACT: Angka paritas dan angka kejadian anemia di Indonesia masih tergolong cukup tinggi. Resiko terjadi perdarahan postpartum akan menjadi lebih besar pada ibu bersalin dengan paritas tinggi dan anemia. Perdarahan postpartum merupakan satu dari tiga penyebab kematian ibu terbanyak selain infeksi, preeklampsia dan perdarahan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah respoden ibu bersalin di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung periode 1 Juli 2014-30 Juni 2015 sebanyak 220 orang. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 9,5% ibu bersalin dengan primiparitas, 54,5% ibu bersalin dengan multiparitas, dan 35,9% ibu bersalin dengan grandemultiparitas. Ibu bersalin yang mengalami anemia ringan, sedang dan berat secara berturut-turut terdapat 41,8%, 47,3% dan 10,9%. Penelitian ini juga menunjukan bahwa 60% ibu bersalin tidak mengalami perdarahan postpartum sedangkan 40% lainnya mengalami perdarahan postpartum. Uji statistik menunjukan nilai p-value = 0,001 untuk tingkat paritas dan tingkat anemia terhadap kejadian perdarahan postpartum. Tingkat paritas dan kejadian perdarahan postpartum memiliki hubungan yang bermakna (p>0,05). Tingkat anemia dan kejadian perdarahan postpartum juga memiliki hubungan yang bermakna (p>0,05).
Kata kunci: perdarahan postpartum, tingkat anemia, tingkat paritas
Penulis: Ruthsuyata Siagian, Ratna Dewi Puspita Sari, Putu Ristyaning Ayu S
Kode Jurnal: jpkedokterandd170299

Artikel Terkait :