DIET KETOGENIK: TERAPI NONFARMAKOLOGIS YANG MENJANJIKAN UNTUK EPILEPSI
ABSTRACT: Epilepsi merupakan
kelainan neurologis yang ditandai dengan predisposisi kronik untuk mengalami
kejang epileptik. Terdapat hingga 50 juta penderita epilepsi di seluruh dunia
dan 2,4 juta penderita baru setiap tahunnya. Diagnosis epilepsi ditegakkan
melalui pengamatan riwayat klinis serta didukung dengan pemeriksaan penunjang
berupa elektroensepalografi, pemeriksaan radiologis dan laboratorium. Kejang
pada epilepsi timbul sebagai bangkitan parsial maupun umum. Terapi utama
epilepsi berupa pemberian obat antiepilepsi. Terapi lain berupa tindakan
operasi maupun diet ketogenik. Diet ketogenik merupakan diet tinggi lemak dan
rendah karbohidrat yang akan menciptakan keadaan ketosis dimana benda keton
menjadi sumber energi utama bagi otak menggantikan glukosa. Kadar benda keton
yang tinggi menurunkan frekuensi bangkitan kejang dengan memberikan efek
antikonvulsif, menurunkan eksitabilitas neuron dan menimbulkan efek pada jalur
mamalian target of rapamycin. Diet ketogenik memiliki efektivitas yang sangat
baik dalam menurunkan frekuensi bangkitan kejang, didukung oleh berbagai
penelitian yang menunjukkan kejadian bebas kejang hingga 58% partisipan dan
penurunan frekuensi bangkitan kejang melebihi 50% pada 85% partisipan setelah 3
bulan. Kelemahan diet ini adalah rendahnya tolerabilitas dan tingginya dropout.
Mengingat efektivitas yang baik dari diet ini dan banyaknya efek samping dari
obat antiepilepsi, pengembangan jenis diet ketogenik yang lebih mudah digunakan
dapat menjadi tujuan penelitian di masa depan.
Kata kunci: epilepsi, kejang,
diet ketogenik
Penulis: Gusti Ngurah P
Pradnya Wisnu, Khairun Nisa Berawi, Riyan Wahyudo
Kode Jurnal: jpkedokterandd170435
