UMPAN BUATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN PANCING LAYANG-LAYANG DI SELAT BANGKA, SULAWESI UTARA
Abstrak: Ikan cendro
(Tylosurus sp.) yang dikenal dengan nama lokal sebagai ikan sako adalah salah
satu sumber daya
ikan ekonomis penting
yang dihasilkan dari
perairan Selat Bangka,
Sulawesi Utara. Keberhasilan
penangkapan ikan dengan
pancing layang-layang sangat
tergantung pada ketersediaan umpan alami berukuran kecil yang
tertangkap dengan alat tangkap bagan pada saat
bulan gelap. Oleh
karena itu, perlu
dicobakan penggunaan umpan
buatan untuk mengatasi persoalan kurangnya
umpan alami pada
waktu-waktu tertentu. Penelitian
ini ditujukan untuk
mengetahui pengaruh umpan
buatan terhadap hasil
tangkapan pancing layang-layang
dan mengidentifikasi jenis
ikan cendro yang
tertangkap. Penelitian ini
dilakukan di Selat
Bangka didasarkan pada metode eksperimental. Dua
jenis umpan yang
digunakan, yaitu umpan
alami yaitu ikan japuh (Dussumieria
acuta), dan umpan buatan. Umpan
buatan berupa ikan karet yang banyak tersedia di toko pancing. Data tangkapan
dikumpulkan dari 4 unit pancing layang-layang, dan kemudian data dianalisis
dengan menggunakan uji t. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa
hasil tangkapan selama
penelitian berjumlah 40
ekor ikan cendro
yang terdiri dari Tylosurus crocodiles
(39 ekor) dan
Tylosurus acus melanotus
(1 ekor). Sebanyak
22 ekor ikan cendro
tertangkap dengan umpan
alami dan 18
ekor ikan cendro
tertangkap dengan umpan buatan. Hasil analisis menunjukkan
bahwa penggunaan umpan alami tidak berbeda nyata dengan umpan buatan
pada pancing layang-layang
untuk menangkap ikan
cendro di perairan
Selat Bangka. Ikan cendro dapat tertangkap pada kecepatan angin antara
4–7 knot dan dioperasikan pada sekitar
jam 11.00-14.45 Wita.
Kata kunci: umpan buatan,
Selat Bangka, pancing layang-layang, kecepatan angin
Penulis: Alfret Luasunaung,
Emil Reppie
Kode Jurnal: jpperikanandd160658
