PENGGUNAAN KOMBINASI SUHU, pH, DAN SALINITAS SEBAGAI STRESSOR TERHADAP PERKEMBANGAN WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) PADA BENUR UDANG WINDU (Penaeus monodon)

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi jenis stressor terhadap perkembangan WSSV pada benur udang windu (Penaeus monodon). Penelitian dilakukan di Laboratorium Basah Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Maros. Kontainer plastik yang bervolume 40 L sebagai wadah penelitian, diisi dengan air laut sebanyak 30 L dan dilengkapi dengan aerasi kecuali pada perlakuan tanpa aerasi. Setiap wadah ditebari benur windu (PL-13) sebanyak 500 ekor yang diambil dari panti perbenihan skala rumah tangga di Kabupaten Barru yang sebelumnya telah diketahui negatif white spot syndrome virus (WSSV) melalui analisi PCR. Perlakuan yang dicobakan adalah (A) suhu 20°C + pH 4 + salinitas 5 ppt dengan aerasi; (B) suhu 20°C + pH 4 + salinitas 5 ppt tanpa aerasi; (C) suhu 20°C + pH 4 dengan aerasi; (D) suhu 20°C + pH 4 tanpa aerasi; (E) suhu 20°C + salinitas 5 ppt dengan aerasi; (F) suhu 20°C + salinitas 5ppt tanpa aerasi; (G) pH 4 + salinitas 5 ppt dengan aerasi; (H) pH 4 + salinitas 5 ppt tanpa aerasi. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dengan waktu perendaman 15, 30, 45, dan 60 menit. Untuk pengecekan WSSV menggunakan PCR kompensional, contoh benur diambil sebanyak 50-100 ekor/wadah. Untuk mengetehui pengaruh perlakuan terhadap perkembangan WSSV, data dianalisis secara deskriptif melalui pembacaan pita-pita DNA hasil elektroforesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi jenis stressor terbaik memicu perkembangan WSSV pada benur yang diambil dari perbenihan skala rumah tangga di Kabupaten Barru adalah kombinasi suhu 20°C + pH 4+ salinitas 5 ppt; kombinasi suhu 20°C + salinitas 5 ppt, baik dengan aerasi maupun tanpa aerasi dan pH 4 + salinitas 5 ppt dengan aerasi. Pada perlakuan ini benur udang windu positif WSSV pada taraf infeksi berat pada semua waktu perendaman. Penggunaan salinitas rendah lebih efektif sebagai stressor terhadap perkembangan WSSV jika dikombinasikan dengan stressor lainnya seperti suhu dan pH yang rendah.
Keywords: udang windu, penyakit, WSSV, PCR, screening, stressor
Penulis: Muliani, Bunga Rante Tampangallo, Muharijadi Atmomarsono
Kode Jurnal: jpperikanandd130598

Artikel Terkait :