TEKNOLOGI PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) SECARA MASSAL

Abstract: Teknologi produksi benih kerapu sunu (Plectropomus leopardus) melalui perbaikan pengelolaan pakan dan lingkungan terus dipacu guna meningkatkan sintasan dan diharapkan dapat menghasilkan benih secara kontinyu. Dalam pemeliharaan larva, jenis pakan awal yang sesuai merupakan faktor penentu keberhasilan. Pakan alami jenis rotifer, gonad tiram (trochophore), emulsi kuning telur, dan juga pakan buatan yang dilarutkan telah dicoba dalam penelitian ini sebagai pakan awal. Penelitian menggunakan wadah bak beton berkapasitas 6 m3 (12 bak) yang diisi telur kerapu sunu dengan kepadatan 100.000—150.000 butir/bak. Penebaran telur dilakukan secara bertahap pada masing-masing bak sesuai dengan jumlah telur yang tersedia. Nauplii artemia, pakan buatan, dan udang jembret (mysid) diberikan sesuai dengan perkembangan larva dimulai pada umur 20 hari (D20) hingga mencapai fase yuwana/ benih (D45). Pengamatan terhadap laju tumbuh dan sintasan larva dilakukan setelah penelitian berakhir. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, sedangkan analisis proksimat, asam lemak pakan, dan abnormalitas tulang belakang larva (deformity) serta kualitas air diamati sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan buatan yang dilarutkan dan emulsi kuning telur sebagai pakan awal, ternyata mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan sintasan larva. Kisaran panjang total, bobot tubuh, dan sintasan benih yang dicapai berturut-turut adalah 1,95 cm—2,85 cm; 0,64—0,73 g; dan 0,25%—3,97% dengan kisaran laju tumbuh harian sebesar 3,9%—4,22%. Hasil pengamatan terhadap tulang belakang larva tidak ditemukan abnormalitas dengan kisaran jumlah ruas 21—23 ruas dan jarak antar ruas 0,030—0,036 mm.
Keywords: leopard coral trout; mass culture; technology; feed
Penulis: Titiek Aslianti, Ketut Suwirya, Asmanik
Kode Jurnal: jpperikanandd080152

Artikel Terkait :