POLA AGROFORESTRY TANAMAN PENGHASIL GAHARU DAN KELAPA SAWIT
Abstrak: Pengembangan tanaman
penghasil gaharu (Aquilaria malacensis Lamk.) di areal perkebunan kelapa sawit
merupakan sistem agroforestry yang perlu diketahui pola tanamnya yang tepat,
terutama jarak tanam yang optimal antara tanaman penghasil gaharu dan pohon
kelapa sawit. Jarak tanam berkaitan dengan
intensitas cahaya, semakin jauh jarak tanaman penghasil gaharu dari
pohon kelapa sawit, maka intensitas cahaya yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman
penghasil gaharu semakin besar, sebaliknya tingkat naungannya berkurang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jarak tanam yang tepat antara
tanaman penghasil gaharu dan pohon kelapa sawit, sehingga tanaman penghasil
gaharu dapat tumbuh optimal di areal perkebunan kelapa sawit. Plot ujicoba
berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Penelitian menggunakan
Rancangan Acak Lengkap Berblok dengan
tiga perlakuan jarak tanaman penghasil gaharu dari pohon kelapa sawit, yaitu jarak 2 m, 3 m, dan 4 m. Parameter yang
diamati adalah pertumbuhan tanaman penghasil gaharu, meliputi tinggi
tanaman, diameter batang, persentase hidup serta kondisi iklim mikro dan biofisik
lapangan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jarak tanaman penghasil gaharu dari pohon kelapa sawit belum menunjukkan pengaruh
nyata terhadap pertumbuhan tanaman
penghasil gaharu sampai umur 24 bulan.
Pengaruh nyata terlihat
pada umur 30 bulan, dimana jarak
tanam yang optimal adalah 4 m dengan
rerata pertumbuhan tinggi 235,0 cm dan
diameter batang 32,0 mm.
Kata Kunci: Agroforetsry;
gaharu; intensitas cahaya; jarak tanam; kelapa sawit
Penulis: Suhartati, Agus
Wahyudi
Kode Jurnal: jpkehutanandd110130