PENANAMAN GAHARU (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke) DENGAN SISTEM TUMPANGSARI DI RARUNG, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Abstrak: Dewasa ini
pertumbuhan tanaman Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke di daerah semi
arid Nusa Tenggara dinilai masih rendah.
Hal ini disebabkan tanaman gaharu tidak bisa tumbuh dengan baik tanpa adanya
penaung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi pengaruh
sistem tumpang sari terhadap pertumbuhan tanaman gaharu. Metode penelitian menggunakan
Rancangan Acak Kelompok, dengan perlakuan sistem tumpangsari: jagung (Zea
mays), singkong (Manihot utilisima), cokelat (Theobroma cacao L.), dan kontrol
(tanpa tumpangsari) yang terdiri dari tiga kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 91 ulangan
tanaman gaharu. Tumpangsari dilakukan dari awal penanaman sampai umur sembilan
tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur sembilan tahun pertumbuhan
tinggi, diameter dan persen hidup tanaman gaharu nyata lebih baik bilamana
menggunakan sistem tumpangsari. Sistem tumpangsari cokelat paling baik
meningkatkan pertumbuhan tinggi, dan diameter, serta peningkatan persen hidup
(survival) tanaman gaharu masing-masing : 29 %, 122 %, dan 232 %. Urutan rangking pertumbuhan gaharu yang
terbaik-terendah berturut-turut adalah pada perlakuan sistem tumpangsari
cokelat, singkong, jagung, dan kontrol dengan persen hidup tanaman gaharu
masing-masing 55 %, 37 %, 23 %, dan 16 %. Sistem tumpangsari meningkatkan
kelembaban udara dan menurunkan suhu udara, suhu tanah, dan intensitas cahaya.
Tumpangsari dengan cokelat dapat meningkatkan kandungan unsur hara C-organik, N dan P tanah.
Kata Kunci: Gaharu (Gyrinops versteegii (Gilg.) Domke; sistem
tumpangsari; penaung
Penulis: Komang Surata,
Soenarno
Kode Jurnal: jpkehutanandd110129