ENRICHMENT SPIRULINA (Spirulina platensis) MELALUI CACING (Lumbricus rubellus) TERHADAP Performance KEMATANGAN GONADA INDUK UDANG WINDU (P. monodon)

ABSTRAK: Lima tahun terakhir, kebutuhan benih udang windu semakin menurun di bawah udang vaname. Budidaya udang windu semakin sulit karena serangan penyakit sehingga banyak petambak beralih membudidayakan udang vaname. Jumlah induk udang windu di alam juga semakin menurun. Penelitian pengkayaan nutirisi pada induk udang telah dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau, Jepara pada akhir Maret-pertengahan Juli 2011. Wadah pematangan gonad dipergunakan bak semen ukuran 5 m x 6 m x 0,8 m, wadah pemijahan dan penetasan telur digunakan bak fiber glass slindris kapasitas 800 L sebanyak 10 buah. Induk yang digunakan terdiri 42 ekor induk betina dengan rata-rata ukuran 175,6 g/ekor dan 19 ekor induk jantan dengan rata-rata ukuran 69,3 g/ekor. Induk udang diperoleh dari hasil tangkapan nelayan di perairan bagian Utara Jawa. Cacing L. rubellus diberikan sebanyak 10% biomassa induk yang diberikan 2 x/hari. Selain cacing selama ujicoba dilaksanakan juga diberikan cumi-cumi dan kerang secara adlibitum (sekitar 10%-20% biomassa induk/hari) yang diberikan 2-3x/hari. Cacing yang diberikan sebagai pakaninduk diperkaya dengan spirulina gell selama minimal 3 hari berturut-turut. Pengkayaan spirulina dilakukan melalui pakan yang dicampur dengan ampas tahu dengan perbandingan ampas tahu:spirulina gel = 2:1 dengan dosis total pakan sekitar 15% biomassa cacing/hari. Pengkayaan ini sangat sederhana tetapi sangat efektif, terbukti seluruh pakan adonan yang diberikan habis dimakan oleh cacing dalam waktu semalam. Induk udang yang pada umumnya diberi pakan cacing laut, ternyata juga sangat menyukai pakan cacing L. rubellus. Cacing yang diberikan biasanya habis dalam waktu kurang dari 1,5 jam. Tingkat sintasan induk betina mencapai 90,48% dan 89,47% untuk induk jantan. Kajian ini menunjukkan tingkat perkembangangonad, daya tetas, kualitas nauplius dan produksi nauplius yang sangat bagus. Selama ujicoba dengan 38 ekor induk betina yang masih hidup mampu manghasilkan nauplius sebanyak 58.600.000 ekor dari 67 kejadian lepas telur. Rata-rata produktivitas induk mencapai 874.627 ekor nauplius/induk/mijah dan mencapai 1.053.209 ekor nauplius/induk/siklus. Sejumlah nauplius ini berasal dari 70.565.000 butir telur dengan daya tetas 83,04%.
KATA KUNCI: induk udang windu, spirulina, cacing, Lumbricus rubellus
Penulis: Akhmad Fairus Mai Soni, Joko Sumarwan, dan Arief Gunarso
Kode Jurnal: jpperikanandd110436

Artikel Terkait :