NALAR EPISTEMOLOGI AGAMA: Argumen Pluralisme Religius Epistemologis Abdul Karim Sorosh
Abstract: Menurut Abdul Karim
Sorosh, agama terdiri dari dua unsur: pengalaman seseorang bertemu dengan Yang
Sakral dan kitab suci yang merupakan manifestasi dari pengalaman Yang Sakral
itu. Tafsir terhadap agama diarahkan kepada dua unsur tersebut. Yang penting
dicatat dalam konteks penafsiran bahwa di satu sisi, pengalaman keagamaan
seorang nabi bervariasi dan kitab suci agama mengandung pesan beragam.
Sedangkan di sisi lain, seorang mufassir agama melalui luar kerangka agama
sehingga terselip asumsi-asumsi, harapan-harapan dan teori-teori ilmu
pengetahuan sesuai dinamika hidup sang mufassir. Karena itu, tafsir terhadap
agama yang disebut dengan istilah pemikiran keagamaan menurut Sorosh tidak
hanya beragam, tetapi juga dinamis. Keragaman dan dinamika pemikiran keagamaan
bisa dilihat dari banyaknya aliran pemikiran keagamaan yang berkembang di
dunia, baik aliran keagamaan yang menjadi mainstream maupun non-mainstream.
Contohnya, Sorosh melansir tiga kategori aliran pemikiran keagamaan yang
berkembang saat ini: pertama, pemikiran keagamaan yang menekankan agama agar
bermanfaat bagi manusia dalam menjalani hidupnya di dunia (maslahi). Kedua,
pemikiran keagamaan yang menekankan agar agama bisa menjawab persoalan-persoalan
epistemologis yang dihadapi manusia (ma’rifati). Ketiga, pemikiran keagamaan
yang menekankan agar agama menjadi bagian dari pengalaman seseorang dalam
bertemu dengan Tuhan (tajribati). Masing-masing aliran itu menurut Sorosh
mempunyai variasi gerakan sendiri-sendiri, namun aliran keagamaan yang ketiga
(tajribati) lebih bervariasi daripada dua aliran lainnya.
Penulis: Aksin Wijaya
Kode Jurnal: jpperadabanislamdd160330