Pemberian Ekstrak Bayam Merah (Amarantus Tricolor linn) Memperbaiki Ekspresi BDNF dan GLUR1 pada Area Hipokampus Tikus Muda yang Terpapar Anestesi Inhalasi Halothane dan Sevoflurane

Abstract: Otak dalam tahap perkembangan memiliki tingkat kerentanan lebih tinggi terhadap zat anestesi dibanding dengan otak orang dewasa. Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh pemberian ekstrak bayam merah terhadap penanda biologis fungsi kognitif dan neuroplastisitas, yaitu Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) dan AMPA Glutamate Receptor subunit 1 (Glur1) pada area hipokampus tikus yang terpapar anestesi inhalasi halothane dan sevoflurane. Rancangan penelitian adalah randomized posttest only control group. Penelitian ini dilakukan di Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan prosedur anestesi dilakukan di Rumah Sakit Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga pada bulan Mei 2014–Oktober 2014. Subjek penelitian adalah 23 ekor tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar, umur 1–1,5 bulan, bobot kurang lebih 60–100 gram dengan kondisi sehat fisik. Subjek dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu K (kontrol); K1 (halothane 1 MAC); K2 (bayam merah 800 mg/kgBB+Halothane 1 MAC); K3 (sevoflurane 1MAC) dan K4 (bayam merah 800 mg/kgBB+ Sevoflurane 1 MAC). Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan ekspresi BDNF pada pemberian halothane dan sevoflurane serta peningkatan kembali ke normal pada kelompok yang sebelumnya telah diberikan bayam merah sebelum terpapar gas anastesi (p=0,000). Ekspresi GLUR1 meningkat pada pemberian halothane dan sevoflurane dan penurunan kembali ke normal pada kelompok yang sebelumnya telah diberikan bayam merah sebelum terpapar gas anestesi (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah pemberian ekstrak bayam merah memiliki potensi untuk mencegah neurotoksisitas pada fungsi kognitif tikus yang terpapar gas anastesi. [MKB. 2016;48(3):148–54]
Kata kunci: AMPA Glutamate Receptor subunit 1 (GLUR1), Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF), ekstrak bayam merah, halothane, sevoflurane
Penulis: Raden Argarini, Kristanti Wanito Wigati, Lilik Herawati, Wibi Riawan, Nancy M. Rehatta
Kode Jurnal: jpkedokterandd160113

Artikel Terkait :