PERANAN APRIS DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN DAN KEUTUHAN RIS TAHUN 1949-1950

ABSTRAK: Pada 27 Desember 1949, Belanda mengakui kedaulatqan republik Indonesia setelah diadakannya perundingan antara  Indonesia  dan  Belanda  dalam  konferensi  meja  Bundar  (KMB).  Dampak  hasil  dari  KMB  di  bidang  keamanan adalah  dibentuknya  APRIS  (Angkatan  Perang  Republik  Indonesia  Serikat)  sebagai  angkatan  perang  nasional  RIS. Pembangunan angkatan perang dan gangguan keamanan menjadi fokus pemerintah pada masa RIS. Latar  Belakang    Masalah  diatas  menimbulkan  beberapa  rumusan  masalah  yaitu  bagaimana  kondisi  angkatan perang/TNI  sebelum  diselenggarakannya  KMB,  bagaimana  pembentukan  APRIS  sebagai  badan  pertahanan  dan keamanan  bagi  RIS,    bagaimana  kedudukan  struktur  organisasi  dan  usnsur-unsur  yang  terdapat  di  dalam  APRIS,  dan bagaimana  peranan APRIS dalam menjaga stabilitas keamanan RIS tahun 1949-1950.
Metode  penelitian  yang  digunakan  dalam  penulisan  skripsi  ini  adalah  metode  penelitian  sejarah.  Dimulai dengan  tahapan  heuristik,  kritik,  interpretasi  sampai  ke  tahapan  historiografi.  Pengumpulan  sumber  dilakukan  di perpustakaan-perpustakaan.  Sumber  yang  telah  didapat  dipilih  yang  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan.  Setelah itu, sumber diolah dengan penafsiran dan interpretasi, dan tahapan yang terakhir penulisan hasil penelitian.
Hasil  dari  penelitian  ini  menjelaskan  tentang  perkembangan  angkatan  perang  negara  Indonesia  setelah pengakuan  kedaulatan  dan  peranannya  dalam  menjaga  stabilitas  keamanan  pada  masa  RIS.  Perkembangan pembangunan  angkatan  perang  pada  masa  RIS  tertuju  pada  rasionalisasi  bekas  tentara  KNIL  yang  berdampak  pada reorganisasi angkatan perang. Pada masa RIS,  APRIS  mengadakan sejumlah  gerakan operasi  militer  untuk  menumpas beberapa pemberontakan yang terjadi agar dapat menjaga stabilitas keamanan dan jalannya pemerintahan RIS.  
Kata kunci: RIS, APRIS, dan stabilitas keamanan
Penulis: Andik Suryawan
Kode Jurnal: jpsejarah&umumdd130208

Artikel Terkait :