POLITICAL MARKETING DAN MEDIA SOSIAL (Studi Political Marketing Capres RI 2014 Melalui Facebook)

ABSTRAK: Berlatarbelakangkan fenomena borosnya biaya kampanye politik dalam pilpres 2014 dan masih sangat tingginya ketidakpercayaan masyarakat terhadap calon pemimpin, penelitian ini fokus pada persoalan pemasaran politik (political marketing). Tujuannya untuk mendapatkan gambaran political marketing capres Prabowo dan Jokowi melalui Facebook. Metode yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dengan 4 kategori political marketing: kebijakan, figur, partai dan pencitraan. Hasil penelitian menyimpulkan kebijakan Prabowo bersifat global sementara Jokowi per sektoral. Prabowo digambarkan sebagai pribadi yang percaya diri, tegas, kuat, amanah dan berpengalaman. Jokowi tergambar sebagai pribadi yang selalu mendengar, memperhatikan, mencintai, membela serta gemar blusukan. Prabowo ingin membangun demokrasi bangsa, sementara Jokowi berharap Indonesia sebagai negara berdaulat, berdikari dan berkebudayaan. Dalam membangun pencitraannya, Prabowo sangat menonjolkan keinginan para pendukungnya, sedangkan Jokowi lebih menonjolkan program kerja. Political marketing  merupakan upaya untuk memberikan pendidikan politik dengan menawarkan produk berkualitas sesuai kebutuhan masyarakat. Capres perlu memahami dan cermat dalam menawarkan produk kebijakan karena kini  masyarakat membutuhkan capres yang mampu menyelesaikan persolan negara, bukan hanya sekedar retorika belaka.
Kata Kunci: Political marketing; media sosial ;calon presiden; Pemilu; Facebook
Penulis: Christiany Juditha
Kode Jurnal: jpkomunikasidd150507

Artikel Terkait :