UPAYA PELESTARIAN TRADISI PILIHAN KUWUPADA MASYARAKAT DESA UJUNGSEMI, KECAMATAN KALIWEDI, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT
ABSTRAK: Tradisi pilihan kuwu (kepala desa)
merupakan sebuah tradisi
yang dilakukan ketika pergantian kuwu baru serta
memiliki makna sebagai
rasa penghormatan dan penghargaan
kepada leluhur atau
buyut masyarakat desa
Ujungsemi yang bernama Ki
Patih Semi dan
Nyi Patih Semi.
Penelitian ini bertujuan:
1) mengetahui makna tradisi pilihan kuwu, 2) mengetahui upaya
pelestarian tradisi pilihan kuwu,
3) mengetahui faktor
pendukung dan faktor
penghambat masyarakat Ujungsemi dalam melestarikan tradisi pilihan kuwu.
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan sumber data
primer yaitu wawancara
dengan enam informan
yaitu juru kunci tradisi pilihan kuwu, kuwu, dan empat
masyarakat desa Ujungsemi. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumentasi,
sumber dari arsip, buku, dan laporan hasil penelitian terkait. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan
wawancara dan dokumentasi. Pengambilan
sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik purposive sampling, peneliti memilih
informan yaitu masyarakat yang dianggap banyak
mengetahui tentang tradisi
pilihan kuwu, untuk menguji
validitas data menggunakan triangulasi
sumber. Teknik analisis
data menggunakan analisis interaktif Milles
dan Huberman melalui
empat tahap yaitu
pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
terdapat makna yang
terkandung dalam tradisi pilihan
kuwu yaitu sebagai rasa penghormatan dan penghargaan kepada leluhur atau buyut
desa yang bernama Ki Patih Semi dan Nyi Patih Semi. Upaya pelestarian diantaranya,
selalu melaksanakan tradisi
pilihan kuwu setiap pergantian kuwu baru, mengadakan
Haul Ki Patih
Semi, orangtua selalu mengajak anak dan sanak saudara ketika
ada tradisi pilihan kuwu, dan menjalin kerjasama dengan
semua pihak. Faktor
pendukung dalam upaya
pelestarian tradisi pilihan kuwuyaitu dana, partisipasi yang tinggi
dalam bentuk bantuan dan dukungan
dari masyarakat, adanya
kesadaran dan kepedulian
dari masyarakat dan tokoh
masyarakat, serta adanya
dukungan dari pemerintah
kabupaten Cirebon. Faktor penghambat dalam upaya pelestarian tradisi
pilihan kuwu tidak ada atau belum ditemukan. Namun, terdapat hambatan dalam
pelaksanaan tradisi pilihan kuwu, karena adanya perubahan aturan dari
pemerintah pusat mengenai masa jabatan kuwuatau kepala desa.
Penulis: Nurul Fadillah, Nur
Hidayah
Kode Jurnal: jpsosiologidd150360