Efisiensi Penggunaan Kalium Pupuk Oleh Beberapa Galur Kedelai (Glycine max (L) Merrill)
ABSTRAK: Di Indonesia
kebutuhan kedelai setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan
penduduk. Untuk memenuhi kebutuhan, kedelai harus diimpor karena produksi dalam
negeri belum mencukupi kebutuhan. Masalah budidaya pertanian sekarang ini
adalah bagaimana meningkatkan keefisienan penggunaan pupuk terutama K dalam
meningkatkan produksi, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Dari
hasil penelitian ternyata tidak semua K yang diberikan dapat digunakan tanaman,
karena sebagian dari pupuk tersebut hilang dari lingkungan perakaran atau tidak
tersedia bagi tanaman. Untuk mengatasi hal ini, maka usaha-usaha untuk dapat
meningkatkan keefisienan serapan, terutama K oleh tanaman kedelai dari pupuk K
yang diberikan dan peningkatan keefisienan produksi biji kedelai untuk setiap
masukan K pupuk sangat diperlukan. Salah satu cara yang dianjurkan ialah
penggunaan galur-galur kedelai sebagai bakal varietas baru, yang memiliki
sifat-sifat unggul dan efisien dalam penyerapan kalium pupuk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keefisienan serapan K pupuk pada
beberapa galur kedelai dan melihat galur-galur kedelai yang efisiensi
produksinya, optimal terhadap pemberian K. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, Jalan Bina Widya Kelurahan
Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan
selama empat bulan, dimulai dari bulan April sampai Juli 2010. Desain yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial. Faktor pertama
adalah 5 galur kedelai yaitu: galur 11 AB, galur 13 ED, galur 14 DD, galur 19 BE dan galur 25 EC.
Faktor kedua adalah dosis pupuk kalium dalam 3 taraf yaitu: tanpa pupuk kalium,
50 kg/ha dan 100 kg/ha. Setiap kombinasi perlakuan diulangi 3 kali. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk K berpengaruh tidak nyata terhadap
parameter serapan K, efisiensi serapan K, produksi biji per plot dan efisiensi
produksi biji. Dari lima galur yang diteliti hanya galur 14 DD menunjukkan
respon terhadap pemupukan K baik pada takaran 50 kg/ha maupun pada takaran 100
kg/ha yang terlihat dari efisiensi serapan K dan efisiensi produksi yang
bernilai positif. Sebaliknya pada galur–galur lain bernilai negatif yang menunjukkan
produksi galur-galur tersebut lebih rendah apabila diberi pupuk dibanding tanpa
diberi pupuk K. Pemberian pupuk K 50 kg/ha dan 100 kg/ha pada tanah dengan
kandungan K tanah tergolong sedang (0,35 cmol (+)/kg tanah) tidak efisien untuk
meningkatkan produksi biji galur-galur kedelai yang diuji, kecuali pada galur
13 ED dan 14 DD bila diberikan K 50 kg /ha.
Penulis: Idwar, Edison Anom,
Yusri Asmira
Kode Jurnal: jppertaniandd120303