Tinjau Ulang Nilai Faktor Penduga dan Rumus Diskriminan untuk Mendiagnosis Hipertiroid pada Mola Hidatidosa
Abstract: Penatalaksanaan mola
hidatidosa hanya dengan suction curretage dapat mencetuskan krisis tiroid pada
penderita hipertiroid klinis maupun subklinis. Penelitian sebelumnya menemukan
bahwa frekuensi nadi >100 kali/menit, tinggi fundus uteri >20 minggu, dan
kadar complete hCG >300.000 uIU/mL merupakan faktor penduga untuk diagnosis
hipertiroid pada mola hidatidosa. Rumus diskriminan digunakan pada keadaan
tidak didapatkan faktor penduga tersebut. Tujuan penelitian ini adalah meninjau
ulang nilai faktor penduga dan rumus diskriminan untuk mendiagnosis hipertiroid
pada penderita mola hidatidosa. Subjek penelitian adalah penderita mola
hidatidosa yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2006–2008.
Uji statistik menggunakan uji chi-square atau Fisher’s exact, dan uji Pearson
atau Spearman. Usia rata-rata 95 kasus mola hidatidosa adalah 28,12+8,24 tahun,
79 kasus (83,2%) mempunyai kadar TSH <0,3 uIU/mL. Mempergunakan uji Fisher’s
exact hanya didapatkan frekuensi nadi >100 kali/menit yang mempunyai
hubungan signifikan dengan hipertiroid (p=0,000; p<0,05), Merpergunakan uji
Fisher’s exact didapatkan pada kelompok frekuensi nadi <100 kali/menit
dengan rumus diskriminan positif, mempunyai hubungan signifikan dengan
hipertiroid (p=0,017; p<0,05). Mempergunakan uji Spearman didapatkan
frekuensi nadi/menit dan kadar βhCG yang mempunyai hubungan signifikan (p=0,000
dan p=0,004; p<0,05). Kesimpulan frekuensi nadi >100 kali/menit dapat
digunakan sebagai faktor penduga hipertiroid pada penderita mola hidatidosa.
Pada penderita mola hidatidosa yang mempunyai frekuensi nadi <100
kali/menit, maka rumus diskriminan dapat dipakai untuk menduga hipertiroid.
[MKB. 2011;43(1):35–41].
Penulis: Nanny Natalia Mulyani
Soetedjo, Sri Hartini KS Kariadi
Kode Jurnal: jpkedokterandd110033