Sensitivitas dan Spesifisitas Pemeriksaan Imunokromatografi Tuberkulosis Dibandingkan dengan Kultur Lowenstein-Jensen
ABSTRAK: Pendahuluan: Tuberkulosis (TBC) masih menjadi penyebab
kesakitan dan kematian di dunia. Sepertiga dari populasi dunia terinfeksi
oleh Mycobacterium tuberculosis, dan
diperkirakan 8 juta kasus baru terjadi setiap tahun. Diagnosa TBC pada tahap
awal sangat sulit dilakukan karena gejala tidak spesifik. Standard emas untuk
diagnosa TBC adalah kultur Mycobacterium
tuberculosis pada berbagai spesimen karena jauh lebih sensitif dibandingkan
mikroskopis, tetapi memerlukan kualifikasi personil dan waktu yang lebih
panjang untuk memberikan hasil. Salah satu alternatif untuk mendukung diagnosa
TBC adalah Tes Immunochromatographic TBC (Tuberculosis ICT). Tes ICT berdasar
pada deteksi immunoglobulin G (IgG) terhadap antigen yang disekresi oleh Mycobacterium tuberculosis aktif selama
infeksi.
Metode Penelitian: Penelitian ini
menggunakan uji diagnostik dengan pendekatan
cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Dahak dan serum dari 27
pasien yang diduga memiliki TBC paru diperoleh dari pasien yang datang ke
Klinik Paru RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Hasil uji ICT TBC
dibandingkan dengan kultur dahak.
Hasil Penelitian: Sensitifitas dan
spesifisitas dari Uji ICT TBC yang diperoleh adalah 55,6% dan 100%.Kesimpulan: Analisis hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Uji ICT TBC tidak dapat digunakan untuk diagnosa TBC, (Sains Medika, 1
(2) : 106 - 114 ).
Penulis: Della Jannah, Indah
Rahmawati dan Lantip Rujito
Kode Jurnal: jpkedokterandd090051