INTERREGIONALISME DAN TANTANGAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS ASEAN
ABSTRACT: Sejak tahun 1970an
ASEAN telah mengembangkan bi-regional arrangement dengan organisasi regional di
luar kawasan Asia Tenggara dan hybrid interregionalism dengan negara-negara
yang memiliki pengaruh di kawasan ini. Anggota-anggota ASEAN juga secara individual
mengambil peran aktif dalam transregional arrangement dengan negara-negara non
anggota ASEAN. Ragam interregionalisme semakin diperkuat sejak
pemimpin-pemimpin ASEAN mencanangkan cita-cita pembentukan komunitas ASEAN di
tahun 2003.
Penelitian ini mengkaji kontribusi interregionalisme yang melibatkan
ASEAN sebagai organisasi maupun negara-negara secara individual terhadap proses
pembentukan komunitas ASEAN. Penelitian ini mengikuti argumentasi teoretisi
Transaksionalisme, yang menyatakan bahwa interaksi intens dan ekstensif di
antara aktor-aktor regional sangat penting untuk menghasilkan fondansi ‘we
feeling’ yang fundamental bagi pembentukan komunitas regional. Berangkat dari
konsepsi ini, penelitian ini melihat bahwa faktor determinan untuk penguatan institusi
regional bersifat endogenous – terkait kemampuan bangsa-bangsa untuk
mendefinisikan identitas regional, membangun kerangka normatif dan
organisasional yang menjadi ‘code of conduct’ dalam interaksi reguler mereka;
pendefinisian identitas regional ini merupakan hasil interaksi yang intens dan
ekstensif di antara aktor-aktor yang menjadi bagian dalam proses integrasi.
Pertanyaan penelitian tentang hubungan interregionalisme dan pembentukan
komunitas ASEAN ini menjadi menarik untuk dikaji lebih jauh karena
interregionalisme bersentuhan erat dengan faktor yang bersifat exogenous yang
berpotensi untuk memperlemah pembentukan ‘identitas regional’.
Penelitian ini menemukan bahwa bi-regional arrangement dan hybrid
interregionalism yang dikembangkan negara-negara ASEAN secara
kolektif-institusional maupun transregional arrangement yang melibatkan
negara-negara dengan kapasitas individual masing telah menjadikan konstruksi
komunitas ASEAN lebih bersifat terbuka dan adaptif terhadap pengaruh ekstra
regional. Interregionalisme telah membantu negara-negara anggota untuk
memperkuat modalitas dan kapasitas bagi integrasi politik keamanan dan ekonomik
dan memfasilitasi konektivitas di antara bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan
dengan demikian secara potensial menumbuhkan nilai-nilai ke-ASEAN-an di antara
mereka. Namun demikian, interregionalisme membawa tantangan aktual serius bagi
konsolidasi integrasi ASEAN di bidang ekonomik dan politik-keamanan; konstruksi
ASEAN tetap akan dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh eksternal yang diciptakan
oleh mitra-mitra interregional ASEAN.
Penulis: Yulius Purwadi
Hermawan
Kode Jurnal: jpadministrasinegaradd110078