MEKANISME MOLEKULAR TOLERANSI OBAT ANTI NYERI OPIOID
ABSTRAK: Salah satu masalah
utama penggunaan obat-obat anti nyeri adalah timbulnya toleransi obat.
Mekanisme yang mendasari terjadinya
penurunan potensi anti nyeri masih belum jelas. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mempelajari mekanisme yang mendasari terjadinya toleransi
pada pemakaian obat-obat anti nyeri opioid yang mempunyai potensi tinggi
seperti morfin, fentanil dan oksikodon. Pemberian sub-kutan morfin 10 mg/kg, fentanil
56 μgram/kg, oksikodon 3 mg/kg atau
(-)U50,488H 10 mg/kg pada hewan coba mencit galur ICR (8-10 ekor tiap kelompok)
menghasilkan potensi anti nyeri yang kuat berdasarkan metode hot plate test dan tail flick test. Dengan metode hot plate test menunjukkan adanya penurunan
potensi setelah pemakaian berulang selama 7 hari dari 87% menjadi 35% untuk
morfin, 89% menjadi 53% untuk fentanil, 91% menjadi 41% untuk oksikodon dan 85%
menjadi 27% untuk (-)U50,488H. Penurunan ini disertai juga dengan berkurangnya
fungsi reseptor yang ditentukan berdasarkan aktivasi protein G yang terikat opioid
reseptor dengan metode [35S]GTPγS. Penurunan fungsi reseptor hampir 50% terjadi
pada spinal cord, peri aqueductal grey dan thalamus. Sedangkan dengan RT-PCR diketahui
bahwa ekspresi reseptor opioid tersebut tidak mengalami perubahan. Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan fungsi atau jumlah reseptor
merupakan penyebab utama terjadinya toleransi obat-obat anti nyeri opioid.
Kata kunci: toleransi obat,
anti nyeri opioid, reseptor opioid
Penulis: Junaidi Khotib
Kode Jurnal: jpfarmasidd060027
