REKAYASA MIKROSFER ZEOLIT SEBAGAI PENYANGGA KATALIS FCC DENGAN BAHAN BAKU MINERAL KAOLIN
Abstrak: Kajian ini merupakan
evaluasi awal kelayakan pembuatan katalis fluid catalytic cracking(FCC) dari
kaolin Indonesia. Kaolin Belitung mula-mula diolah menjadi mikrosfer kaolin dengan
pengeringan sembur. Mikrosfer kemudian dipilah menjadi dua bagian, satu bagian dikenai
perlakuan kalsinasi rendah (pada temperatur 700-850oC) dan sisanya
dikenaikalsinasi tinggi (1000oC). Metakaolin hasil kalsinasi pada
kedua tingkat temperatur inidicampurkan, dan direaksikan dengan larutan NaOH
secara hidrotermal pada temperatur100-110oC. Reaksi hidrotermal
selama 18-24 jam membentuk fasa faujasit pada permukaan mikrosfer kaolin, yang
diidentifikasi dengan metode difraksi sinar-X dan dengan pengamatan morfologi
menggunakan metode SEM. Karakterisasi tekstural produk dengan adsorpsi nitrogen
menghasilkan luas permukaan spesifik sebesar 10,5-142,1 m2/g, volumepori
0,007-0,097 cm3/g, serta median diameter pori 13,1-15,6 Å. Selain diameter
pori, sifat-sifat tekstural ini masih kurang dibandingkan dengan
katalis-katalis FCC yang dipaparkan diliteratur. Pengolahan data percobaan
dengan metode ANOVA mengidentifikasi periode waktu kalsinasi rendah serta
interaksi antara temperatur kalsinasi rendah dan periode reaksi hidrotermal
sebagai faktor-faktor yang menentukan luas permukaan spesifik. Berdasarkan
analisis ini, luas permukaan dapat ditingkatkan dengan memilih waktu kalsinasi
rendah yang relatif singkat (sekitar 2 jam), dan mengatur temperatur kalsinasi
dan periode waktu reaksi hidrotermal secara serempak pada tingkat tinggi
(masing-masingsekitar 850oC dan 24 jam).
Kata kunci: mikrosfer kaolin,
Belitung, metakaolin, faujasit, FCC
Penulis: Tjokorde Walmiki
Samadhi, Febrinaldo Eka Nugraha
Kode Jurnal: jpkimiadd120042
