Gambaran Kejadian Efek Samping dan Angka Kunjungan Ulang Akseptor Kontrasepsi Oral kepada Tenaga Kesehatan (Studi Pendahuluan guna pembuatan alat bantu konseling berupa aplikasi komputer “Sukses Ber-KB” di apotek Kota Malang)


Abstrak: Pil Oral Kombinasi (POK) adalah salah satu metode kontrasepsi berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron yang bekerja dengan cara menekan ovulasi. Sejauh ini, efek samping merupakan alasan utama penghentian penggunaan POK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran efek samping yang dialami oleh akseptor terkait penggunaan POK serta angka kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan. Populasi penelitian ini adalah akseptor Keluarga Berencana (KB) yang membeli POK di apotek Kota Malang. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sampel akseptor, yaitu akseptor KB dengan pemakaian POK minimal 6 bulan dan teknik stratified random sampling berdasarkan kecamatan untuk menentukan sampel apotek yang digunakan sebagai tempat penelitian. Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner yang disertai dengan lembar informed consent. Selain itu, prosedur penelitian ini juga telah mendapatkan persetujuan laik etik oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Apotek yang telah memenuhi kriteria inklusi dan dijadikan tempat pengambilan sampel sebanyak 18 apotek dengan jumlah sampel akseptor sebanyak 106 orang. Dari total 106 akseptor menunjukkan efek samping tidak haid sama sekali (amenorrhea) sebanyak 14 akseptor (13,21%), bercak saat menstruasi sebanyak 19 akseptor (17,92%), pusing/sakit kepala sebanyak 49 akseptor (46,23%), peningkatan berat badan sebanyak 54 akseptor (50,94%), perubahan suasana hati sebanyak 11 akseptor (10,38%), mual/muntah sebanyak 28 akseptor (26,42%), timbul jerawat sebanyak 23 akseptor (21,70%), dan efek pembesaran/ketat payudara sebanyak 9 akseptor (8,49%). Berdasarkan hasil penelitian, efek samping yang paling banyak dialami oleh akseptor POK adalah peningkatan berat badan (50,94%) dan sebagian besar akseptor (66,04%) belum memilih untuk melakukan kunjungan ulang kepada tenaga kesehatan ketika mengalami efek samping POK.
Penulis: Ayuk Lawuningtyas Hariadini, Agustin Inda Wijayati, Hananditia Rachma Pramestutie, Ratna Kurnia
Kata kunci: Efek samping, kontrasepsi, akseptor KB, Pil Oral Kombinasi, kunjungan ulang
Kode Jurnal: jpfarmasidd170072

Artikel Terkait :