FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUI GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA SOJOMERTO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2015
ABSTRAK: Kurang gizi atau gizi
buruk dinyatakan sebagai penyebab kematian 3,5 juta anak di bawah usia lima tahun
(balita) di dunia. Hasil sensus WHO menunjukan bahwa 49% dari 10,4 juta
kematian balita di Negara berkembang berkaitan dengan gizi buruk. Tercatat
sekitar 50% balita Asia,30% balitaAfrika,20% di Amerika Latin menderita gizi
buruk (Depkes RI,2007). Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali
lebih besar dibandingkan anak yang normal. Berdasarkan data Departemen Kesehatan
(2007), pada tahun 2003 terdapat sekitar 27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5
juta anak(19,2%) dalam tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak gizi buruk
(8,3%). Jumlah gizi buruk pada balitadi Indonesia dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Penyebab gizi kurang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
terkait, antara lain makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan
gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang
kurang, tetapi juga penyakit. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor
yang Berhubungan dengan Gizi Buruk Balita di Desa Sojomerto Kecamatan GemuhKabupaten
Kendal Tahun 2015’.Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif analitik
dengan desain penelitian yang digunakan adalah case control. Sampel balita yang
mengalami gizi kurang/buruk berjumlah 30 orang.Dari hasil penelitian di
dapatkan karaktekristik umur responden terbanyak berada pada usia 0 – 36 bulan
responden dan jenis kelamin laki – laki. Nilai p < 0,05. Nilai OR 6,400 (95%
CI : 2,145-25.062), artinya balita yang mengalami gizi kurang/buruk berisiko
6,400 kali mengalami gizi kurang/buruk dibandingkan dengan balita yang
mempunyai gizi baik apabila status ekonomi nya rendah. Nilai p < 0,05. Nilai
OR 3,987 (95% CI : 1,261–13,345) artinya balita yang mengalami gizi
kurang/buruk berisiko 3,987 kali mengalami gizi kurang/burukdibandingkan dengan
balita yang mempunyai gizi baik apabila pemanfaatan fasilitas kesehatannya rendah.
Nilai p < 0,05. Nilai OR 4,674 (95% CI : 1,313–14,073), artinya balita yang
mengalami gizi kurang/buruk berisiko 4,674 kali mengalami gizi kurang/buruk
dibandingkan dengan balita yang mempunyai gizi baik apabila menderita penyakit
infeksi.Terdapat hubungan status ekonomi ibu dengan status gizi pada balita di
Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2015. Terdapat hubungan
pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan status gizi pada balita di Desa
Sojomerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2015. Terdapat hubungan
penyakit infeksi dengan status gizi pada balita di Desa Sojomerto Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2015. Menggiatkan pentingnya gizi balita melalui
posyandu. Agar balita dengan status gizi kurang dapat ditangani lebih intensif
agar tidak jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk. Mengaktifkan kembali kader
kesehatan
Kata Kunci: gizi kurang balita
Penulis: Riadinata Shinta
Puspitasari, S.SiT., M.Kes
Kode Jurnal: jpkebidanandd160467