ANALISIS BIAYA PENGOBATAN GAGAL JANTUNG SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM PENETAPAN PEMBIAYAAN KESEHATAN BERDASARKAN INA-DRGs DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA


ABSTRAK: Implementasi sistem INA-DRG bagi pasien kelas III Jamkesmas di rumah sakit diharapkan mampu meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu dalam rangka mewujudkan tercapainya pelayanan kesehatan di rumah sakit yang optimal secara efektif dan efsien. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis biaya perawatan pasien gagal jantung, mengetahui pengaruh faktor pasien, jumlah penyakit penyerta, tingkat keparahan dan lama perawatan terhadap biaya perawatan dan mengetahui perbedaan biaya rata-rata perawatan pasien gagal jantung sesuai tarif RSUD Dr. Moewardi dengan tarif paket INA-DRG. Jenis penelitian adalah deskriptif menurut prespektif rumah sakit. Metode pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Subjek penelitian adalah pasien gagal jantung rawat inap kelas 3 peserta Jamkesmas di RSUD Dr. Moewardi periode tahun 2009 yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan secara cross tab dan linear regression, serta perbandingan rata-rata biaya riil dan LOS riil dengan INA-DRGs. Nilai p dari hasil uji statistik antara jenis kelamin, usia, jumlah penyakit penyerta, tingkat keparahan dan lama waktu perawatan terhadap biaya perawatan adalah 0,851, 0,960, 0,694, 0,0621 dan 0,000. Rata-rata biaya perawatan gagal jantung berdasarkan tarif RSUD Dr. Moewardi pada tingkat keparahan I sebesar Rp. 1.870.231 ± Rp. 1.506.661, sedangkan pada tingkat keparahan II sebesar Rp. 2.382.737 ± Rp. 2.132.236 dan pada tingkat keparahan III sebesar Rp. 2.513.826 ± Rp. 1.664.057. ALOS riil pada tingkat keparahan I sebesar 6,92 hari, sedangkan pada tingkat keparahan II sebesar 7,35 hari dan pada tingkat keparahan III sebesar 8,10 hari. Hasil penelitian yaitu bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik pasien, jumlah penyakit penyerta dan tingkat keparahan terhadap biaya perawatan di RS, sedangkan lama waktu perawatan mempunyai korelasi dengan biaya perawatan. Rata-rata biaya perawatan gagal jantung pada tingkat keparahan I, II, dan III lebih rendah dibandingkan terhadap tarif paket INA-DRG, selisih biaya yang diklaimkan menjadi keuntungan bagi rumah sakit karena telah berhasil memberikan pelayanan optimal secara efsien. Sedangkan perbedaan ALOS riil dan ALOS INA-DRG selisih tertinggi pada tingkat keparahan III. Hal tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit telah melakukan efsiensi sehingga mampu menurunkan lama rawat inap pasien gagal jantung di rumah sakit.
Kata Kunci: INA-DRG, Gagal Jantung, Jamkesmas
Penulis: Vivin Rosvita
Kode Jurnal: jpfarmasidd120343

Artikel Terkait :