DETERMINAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS DALAM WILAYAH KOTA PALEMBANG TAHUN 2010
ABSTRAK: Tuberkulosis (TB)
masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia (WHO,2010). Sampai saat ini di
seluruh Indonesia program penanggulangan TB masih jauh dari yang diharapkan, demikian
pula halnya di Kota Palembang. Salah satu penyebab utama adalah ketidak patuhan
berobat pasien masih tinggi. Oleh karena itu, masalah kepatuhan pasien dalam
menyelesaikan program pengobatan merupakan prioritas paling penting.
Metode : Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja 36 Puskesmas yang
ada di Kota Palembang. Desain penelitian analitik dengan teknik potong lintang
di mana informasi mengenai perilaku kepatuhan pasien TB paru diperoleh secara
bersamaan dengan data perilaku yang lain . Jumlah sampel 208 pasien dan
diketahui 66,8 % diantaranya pernah berhenti/lupa minum obat . Hasil penelitian
ini juga menemukan Model Prediksi Kepatuhan Berobat Pasien TB Paru.
Hasil Penelitian : Analisis regresi logistik ganda menunjukkan kepatuhan
berobat pasien TB paru dipengaruhi oleh persepsi self efficacy dan persepsi
hambatan berobat (perilaku spesifik), pengetahuan pasien tentang penyakit TB
paru (perilaku sebelumnya), serta dukungan petugas kesehatan selama pengobatan (pengaruh
interpersonal). Persepsi self efficacy merupakan determinan yang paling
dominan. Pasien TB paru yang memiliki persepsi self efficacy baik berpeluang
patuh sebesar 27,650 kali (p=0,000;OR=27,650). Pasien TB paru yang memiliki
pengetahun baik tentang penyakit TB berpeluang patuh sebesar 8,903 kali(p=0,000;OR=8,903).
Pasien TB paru yang tidak merasakan persepsi hambatan dalam berobat berpeluang
patuh sebesar 6,529 kali (p=0,001;OR=6,529) . Pasien TB paru yang mendapatkan
dukungan petugas kesehatan selama pengobatan berpeluang patuh sebesar 5,509
kali (p=0,001;OR=5,509).
Kesimpulan : Disarankan agar petugas kesehatan menggunakan model prediksi
kepatuhan berobat pasien TB paru sebagai pedoman dalam promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit menular khusunya pasien TB paru. Petugas kesehatan berperan
dalam melakukan edukasi pasien dan memberdayakan masyarakat dengan memfalisitasi
terbentuknya self-help group. Melalui self-help group pasien TB paru dapat
saling berbagi informasi dan pengalaman mereka yang akan meningkatkan motivasi,
self efficacy dan kesadaran pentingnya berobat TB secara tertatur sesuai
regimen sampai sembuh akan mengurangi hambatan dalam berobat TB paru.
Kata Kunci: Kepatuhan,
Tuberkulosis, Self-Help Group
Penulis: Syafrida, Achmad
Fickry Faisya
Kode Jurnal: jpkesmasdd130627