Terapi Cairan Prarujukan dan Skor PELOD sebagai Prediktor Mortalitas Sindrom Syok Dengue Anak
Abstrak: Sindrom syok dengue
(SSD) merupakan kondisi kegawatan yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Manajemen cairan yang tidak adekuat di pelayanan kesehatan
prarujukan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap mortalitas
pada SSD. Skor Pediatric Logistic Organ Dysfunction (PELOD) dapat digunakan
sebagai prediktor mortalitas SSD.
Tujuan. Menilai hubungan dan mortalitas terapi cairan prarujukan dengan
skor PELOD dalam 24 jam pertama di Pediatric Intensive Care Unit (PICU).
Metode. Penelitian rancangan kohort retrospektif pada anak SSD yang
dirawat di RSUP Dr. Sardjito bulan April 2011 – Maret 2016. Subjek dengan
serologi dengue positif baik yang datang sendiri ke IGD ataupun rujukan
dilakukan penilaian skor PELOD. Analisis bivariat chi-square digunakan untuk
menilai hubungan terapi cairan prarujukan, skor PELOD dan mortalitas.
Hasil. Terdapat 159 subyek berusia 1 bulan – 18 tahun. Hubungan bermakna
terdapat pada skor PELOD ≥20 terhadap mortalitas SSD (p<0,05). Namun, tidak
terdapat hubungan antara resusitasi cairan prarujukan dengan skor PELOD dan
mortalitas (p>0,05). Kelebihan cairan prarujukan meningkatkan kematian 2,8
kali meskipun secara statistik tidak bermakna (p=0,06).
Kesimpulan. Resusitasi prarujukan tidak berpengaruh terhadap mortalitas
SSD anak. Skor PELOD ≥20 memiliki mortalitas yang tinggi pada SSD anak.
Kelebihan cairan prarujukan meningkatkan mortalitas SSD.
Kata Kunci: SSD; terapi
cairan; skor PELOD; mortalitas
Penulis: Eka Permata Sari,
Pudjo Hagung Widjajanto, Nurnaningsih
Kode Jurnal: jpkedokterandd170621