Kolonisasi Kuman dan Kejadian Omfalitis pada Tiga Regimen Perawatan Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir
Abstrak: Infeksi merupakan
penyebab terbanyak kematian bayi baru lahir dan salah satunya disebabkan oleh
infeksi tali pusat (omfalitis). Untuk mencegah timbulnya omfalitis bermacam
antiseptik atauantimikroba sudah digunakan secara luas. Rekomendasi pemilihan
regimen perawatan harus didasarkanpola kolonisasi kuman di institusi tersebut.
Badan Kesehatan dunia WHO dan AAP merekomendasikanperawatan tali pusat cara
kering tanpa antiseptik ataupun antimikroba.
Tujuan. Mengetahui pola kolonisasi kuman, kejadian omfalitis, dan lama
puput tali pusat pada regimen perawatan dengan alkohol 70%, povidon iodin 10%,
dan cara kering di RS Dr. M. Djamil Padang.
Metode. Penelitian klinis eksperimental di Ruang Rawat Kebidanan dan
Rawat Gabung RS dr. M. Djamil selama April hingga Agustus 2009. Bayi yang
memenuhi kriteria penelitian dirandomisasi untuk mendapatkan satu metode
perawatan tali pusat dengan alkohol 70%, povidon iodin 10%, atau cara kering.
Swab umbilikal untuk biakan kuman dilakukan di rumah sakit saat bayi berusia
48-72 jam. Bayi diamati sampai tali pusat puput. Analisis data dengan uji
chi-square dan Fischer exact.
Hasil. Jumlah bayi yang diteliti 147, masing-masing kelompok terdiri dari
49 bayi. Hasil biakan ditemukan pertumbuhan kuman 97,3%, di antaranya 47,5%
ditumbuhi lebih 1 kuman (polimikroba). Klebsiella species dan Staphylococcus
aureus merupakan kuman dominan pada ketiga regimen. Kuman Gram negatif lebih banyak
dari Gram positif. Ditemukan satu kasus omfalitis pada cara kering. Lama puput
tali pusat lebih cepat pada cara kering.
Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan kolonisasi kuman pada ketiga regimen
perawatan tali pusat. Kejadian omfalitis ditemukan satu kasus pada cara kering.
Lama puput tali pusat lebih cepat pada cara kering.
Kata Kunci: omfalitis;
perawatan tali pusat
Penulis: Riza Yefri, Mayetti
Mayetti, Rizanda Machmud
Kode Jurnal: jpkedokterandd100290