Faktor Prognosis Terjadinya Perdarahan Gastrointestinal dengan Demam Berdarah Dengue pada Dua Rumah Sakit Rujukan
Abstrak: Infeksi virus dengue
masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Angka kematian akibat dengue syok
sindrom (DSS) yang disertai dengan perdarahan gastrointestinal hebat dan
ensefalopati masih tetap tinggi. Oleh sebab itu, perlu diketahui faktor
prognosis terjadinya perdarahan gastrointestinal sehingga diharapkan dapat
mengantisipasi dini kejadian perdarahan gastrointestinal pada anak demam
berdarah dengue (DBD)
Tujuan. Mengetahui faktor prognosis perdarahan gastrointestinal pada
pasien demam berdarah dengue anak.
Metode. Dilakukan penelitian cross sectional retrospektif di RSUP Dr.
Cipto Mangunkusumo dan RSUP Dr. M Djamil dengan mengambil data rekam medik
pasien DBD yang dirawat dari Januari 2010 sampai Juni 2011. Diukur parameter
klinis (lamanya syok, hepatomegali) dan laboratoris (jumlah trombosit,
hemokonsentrasi, pemanjangan sistem koagulasi) pada pasien DBD. Data dianalisis
dengan program statistik SPSS versi 17.
Hasil. Didapatkan 228 pasien yang menderita DBD. Pasien dengan nilai
hematokrit 40,7% mempunyai sensitivitas 58,3% dan spesifisitas 59,8% untuk
meramalkan terjadinya perdarahan gastrointestinal. Durasi anak yang mengalami
renjatan >1 jam 45 menit mempunyai faktor prognosis untuk terjadinya
perdarahan gastrointestinal 14,4 kali dibanding anak yang mengalami renjatan ≤1
jam 45 menit dengan sensitivitas 57,1% dan spesifisitas 91,5%.
Kesimpulan. Durasi renjatan dan hematokrit (hemokonsentrasi) merupakan
faktor prognosis terjadinya perdarahan gastrointestinal pada pasien DBD
Kata Kunci: DBD; faktor
prognosis; perdarahan gastrointestinal; anak
Penulis: Rinang Mariko, Sri
Rezeki S Hadinegoro, Hindra Irawan Satari
Kode Jurnal: jpkedokterandd140794