Status Asetilator Gen NAT2 pada Pasien Tuberkulosis dan Tuberkulosis dengan Diabetes Melitus di Kupang, Nusa Tenggara Timur

Abstract: Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita tuberkulosis (TB) terbanyak kedua  di dunia. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu komorbid TB. Arylamine N-acetyltransferase 2 (NAT2) adalah enzim yang berfungsi memetabolisir isoniazid (INH) yang disandi oleh gen NAT2. Gen NAT2 memiliki sejumlah polimorfisme dan dapat menentukan kemampuan seseorang untuk memetabolisir obat yang disebut status asetilator. Pada individu dengan status asetilator lambat, INH dimetabolisir dengan lambat sehingga memungkinkan terjadi intoksikasi hati. Pada TB dengan DM (TBDM) status asetilator lambat dapat membuat pengobatan TB maupun DM menjadi kurang optimal. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi status asetilator pasien TBDM di RSUD Prof. WZ Johannes Kupang periode Juni–November 2011. Pada penelitian potong lintang ini DNA dari darah 122 pasien TB diisolasi dan gen NAT2 kemudian diamplifikasi dan disekuensing untuk diketahui status asetilatornya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 pasien yang memiliki glukosa serum >200 mg/dL yang dikategorikan sebagai pasien TBDM. Pada pasien TBDM didapatkan seorang dengan status asetilator cepat (NAT2*4/NAT2*4), 2 orang dengan status asetilator sedang (NAT2*13A/NAT2*6J), dan 2 orang dengan status asetilator lambat (NAT2*5/NAT2*5G, NAT2*6A/ NAT2*6A, NAT2*7B/ NAT2*7B). Pada pasien TB yang dipilih secara random berdasar usia dan jenis kelamin serupa dengan TBDM didapatkan 2 orang dengan status asetilator cepat (NAT2*4/NAT2*4) dan 3 orang dengan asetilator sedang (NAT2*4/NAT2*6A, NAT2*13A/NAT2*6J). TBDM yang memiliki status asetilator lambat berpotensi memiliki masalah ganda dalam terapi, selain dapat terjadi toksisitas hati akibat terapi dengan INH, juga dapat mengakibatkan pengobatan DM menjadi tidak optimal. Perlu dilakukan peneltian lebih lanjut terkait farmakogenetik pada TBDM.
Kata kunci: Asetilator, isoniazid, NAT2, farmakogenetik, tuberkulosis
Penulis: Alvinsyah Adhityo Pramono, Simeon Penggoam, Edhyana Sahiratmadja, Novi Vicahyani Utami, Tri Hanggono Achmad, Ramdan Panigoro
Kode Jurnal: jpkedokterandd170236

Artikel Terkait :