Peningkatan Kemampuan Berjalan dan Energy Expenditure pada Palsi Serebral yang Menjalani Latihan Penguatan dengan Metode Periodisasi
Abstract: Pada tahun 2014,
Bandung memiliki angka kasus demam dengue (DD) tertinggi dari 27 kabupaten/kota
di Jawa Barat. Upaya pengendalian DD telah dilaksanakan sejak beberapa dekade
yang lalu. Salah satu upaya adalah dengan mengeliminasi tempat perkembangbiakan
nyamuk melalui peran serta masyarakat. Penelitian ini bertujuan menilai
partisipasi masyarakat Kota Bandung dengan mengetahui tempat-tempat
perkembangbiakan Aedes aegypti baik di dalam maupun di luar rumah. Sampling
dilakukan di 16 kelurahan di Kota Bandung yang telah dipilih berdasar atas
angka kejadian DD, kepadatan penduduk, ketinggian permukaan, dan status
sosial-ekonomi periode 2015. Populasi penelitian adalah rumah-rumah yang
terdapat di 16 kelurahan tersebut. Jumlah sampel penelitian ini adalah 1.983
rumah yang merupakan perwakilan dari tiap kelurahan. Sampling jentik dilakukan
pada berbagai tempat penampungan air, baik penampungan alami maupun buatan di
sekitar pemukiman penduduk. Jentik yang ditemukan dimasukkan ke dalam wadah dan
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Hasil
menunjukkan tempat perkembangbiakan nyamuk yang paling dominan adalah bak mandi
(50%), talang air (24%), dan dispenser (15%). Data entomologi diperoleh hasil
House index (HI) 24%, Container index (CI) 12%, dan Breteau index (BI) 36%.
Hasil tersebut menunjukkan masih kurangnya peran serta masyarakat untuk
mencegah DD dengan membasmi tempat perkembangbiakannya dan Kota Bandung masih
berpotensi untuk terjadi penyebaran penyakit DD. [MKB. 2016;49(1):42–7]
Kata kunci: Aedes aegypti,
Bandung, demam dengue, tempat perkembangbiakan, partisipasi masyarakat
Penulis: Dian Marta Sari,
Marietta Shanti, Dany Hilmanto
Kode Jurnal: jpkedokterandd170234
