MELEWATKAN SARAPAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO SINDROM METABOLIK
ABSTRACT: Sindrom metabolik
merupakan kombinasi dari faktor-faktor risiko kardiometabolik termasuk
obesitas, resistensi insulin, intoleransi glukosa, dislipidemia, perlemakan
hati, dan hipertensi.Etiologi sindrom metabolik adalah multifaktorial,
dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor yang
berpengaruh dalam terjadinya sindrom metabolik adalah pembatasan jumlah makanan
yang dikonsumsi melalui diet ketat dengan melewatkan sarapan. Prevalensi
sindrom metabolik meningkat dengan pesat di seluruh dunia sebagai akibat dari
obesitas yang ''epidemi'', dan sebagai hasilnya akan berdampak besar terhadap
kejadian global penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2. National
Cholesterol Education Program'sAdult Treatment Panel III (NCEP ATP
III)mendefinisikan sindrom metabolik yang dilihat dari beberapa kriteria
sebagai penilaiannya, yaitu lingkar pinggang, pengobatan khusus untuk kelainan
lipid, dan tekanan darah.Kriteria ini mudah untuk diterapkan secara klinis dan
epidemiologis, karena menggunakan kriteria sederhana yang mudah diukur.Salah
satu kebiasaan yang tanpa disadari seringkali menyebabkan seseorang menjadi
obesitas adalah melewatkan sarapan dan makan tidak teratur.Obesitas erat
kaitannya dengan stres oksidatif dan keadaan tersebut menyebabkan peningkatan
γ-glutamil transferase yang dapat digunakan sebagai penanda adanya faktor
risiko metabolik.Dengan paradigma masyarakat selama ini takut menjadi obesitas
dan mencegah agar tidak obesitas melalui pembatasan frekuensi makan dengan
melewatkan sarapan, justru dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya sindrom
metabolik.
Kata kunci: melewatkan
sarapan, NCEP ATP III, obesitas, sindrom metabolik, stress oksidatif,
γ-glutamil transferase
Penulis: Oktadoni Saputra,
Tarrinni Inastyari Kusuma
Kode Jurnal: jpkedokterandd160462
