KEHAMILAN ATERM DENGAN DISTOSIA BAHU
ABSTRACT: Distosia bahu
merupakan suatu kegawatdaruratan obstetri yang jarang terjadi, namun sangat
berbahaya bagi ibu dan janin. Distosia bahu adalah suatu kondisi kegawatdaruratan
obstetri pada persalinan pervaginam dimana bahu janin gagal lahir secara
spontan setelah lahirnya kepala janin.Tingkat insidensi distosia bahu kurang
lebih sebesar 0,6 hingga 1,4% dari seluruh persalinan pervaginam. distosia bahu
masih menjadi tantangan bagi tenaga medis karena risiko terjadinya distosia
bahu masih belum dapat diprediksi dengan baik. Komplikasi yang dapat terjadi
pada janin meliputi cedera pleksus brakialis 1-20%, fraktur os humerus dan
klavikula, asfiksia, ensefalopati hingga kematian perinatal. Sedangkan
komplikasi yang dapat terjadi pada ibu antara lain berupa laserasi, perdarahan,
dan stress psikologis.Seorang wanita 25 tahun, G2P1A0 hamil aterm datang dengan
keluhan kepala bayi sudah berada di luar jalan lahirsejak 1 jam yang lalu,
namun badan bayi tidak kunjung keluar.Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 92x/menit, frekuensi
napas 22x/menit, suhu 36,8oC. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi
fundus uteri 28cm, his 4x/10”/40’, denyut jantung janin (-) dan bagian terbawah
janin (kepala) berada pada Hodge IV. Pasien ini didiagnosis G2P1A0 hamil aterm
inpartu janin tunggal mati dengan distosia bahu. Manajemen obstetri berupa
prinsip penanganan distosia bahu.
Kata kunci: distosia bahu,
kematian perinatal, persalinan pervaginam
Penulis: Harun Akbar, Arif
Yudho Prabowo, Rodiani
Kode Jurnal: jpkedokterandd170384
