Hubungan antara Durasi Puasa Preoperatif dan Kadar Gula Darah Sebelum Induksi pada Pasien Operasi Elektif di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstract: Puasa preoperatif merupakan keharusan sebelum dilakukan tindakan anestesi. Alasan utamanya adalah untuk mengurangi volume lambung, tingkat keasaman lambung, dan mengurangi risiko aspirasi paru. Namun, puasa preoperatif sering kali lebih lama daripada yang direkomendasikan karena berbagai sebab. Tujuan penelitian ini mengetahui durasi puasa preoperatif pada pasien operasi elektif dan hubungan antara durasi puasa preoperatif dan kadar gula darah sebelum induksi pasien operasi elektif di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian observasional dilakukan selama 1–31 Juni 2014 dengan melakukan wawancara pasien sebelum induksi anestesi dan pengukuran kadar gula darah menggunakan glukometer. Analisis korelasi menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian pada 371 pasien didapatkan lama puasa dari makanan padat, durasi minimum adalah 4 jam, maksimum 20,5 jam, dan rata-rata 10,42 jam. Pada puasa dari minuman, durasi puasa minimum adalah 2 jam, maksimum 18 jam dengan rata-rata 8,06 jam. Terdapat 8 pasien dengan kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL dengan rentang kadar gula darah 59–70 mg/dL dan rentang durasi puasa 6–18 jam. Tiga di antaranya orang lanjut usia di atas 60 tahun. Sebanyak 253 pasien berpuasa makanan padat >8 jam dan 357 pasien berpuasa minuman >2 jam. Simpulan, tidak terdapat hubungan antara durasi puasa dan kadar gula darah sebelum induksi.
Kata kunci: Durasi puasa preoperatif, kadar gula darah, operasi elektif
Penulis: Budi Hartanto, Suwarman, Ruli Herman Sitanggang
Kode Jurnal: jpkedokterandd160322

Artikel Terkait :