HUBUNGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DENGAN KEJANG DEMAM PADA ANAK BALITA

Abstrak: Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Kejang demam merupakan salah satu kejadian bangkitan kejang yang sering dijumpai pada anak, khususnya anak balita dan merupakan peristiwa yang mengkhawatirkan bagi orang tua, dan tingginya angka kejadian dimasyarakat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kejang demam adalah anemia defisiensi besi karena besi memiliki peran penting dalam fungsi neurologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anemia defisiensi besi dengan kejang demam pada anak balita.
Metode : Penelitian dilakukan secara observasional analitik retrospektif. Populasi penelitian adalah semua pasien anak yang didiagnosis kejang demam ( kelompok kasus ) dan demam tanpa kejang ( kelompok kontrol ) yang dirawat di RSUD Raden Mattaher tahun 2015 yang tercatat pada rekam medis. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 84 orang terdiri dari 42 orang kelompok kasus dan 42 orang kelompok kontrol. Variabel yang diteliti adalah usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan anemia defisiensi besi.
Hasil : Kejang demam paling banyak pada kelompok kasus kategori usia 12-23 bulan  (31,0%), pada jenis kelamin laki-laki (61,9%) ,dan pada suhu tubuh kategori >39oC (61,9%). Anemia Defisiensi Besi lebih banyak pada anak balita  kelompok Kejang Demam sebanyak (45,2%) dibandingkan dengan kelompok yang demam tanpa kejang sebanyak (19%). Berdasarkan analisis bivariat hubungan anemia defisiensi besi dengan kejang demam didapatkan nilai p= 0,01, OR = 3,511.
Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara Anemia Defisiensi Besi dengan Kejang Demam pada anak balita di RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2015.
Kata Kunci: Kejang Demam, Anemia Defisiensi Besi
Penulis: Loli Melatina Putri, Sabar Hutabarat, Nyimas Natasha Ayu Shafira
Kode Jurnal: jpkedokterandd170022

Artikel Terkait :