Dermatitis Kontak Alergi terhadap Tato Hena dengan Infeksi Sekunder
ABSTRAK: Tato hena menjadi
populer akhir-akhir ini. Insidensi Dermatitis Kontak Alergi (DKA) karena tato
hena meningkat. Para-phenylenediamine (PPD) diduga sebagai penyebab sensitisasi
karena sering ditambahkan dalam hena untuk menghasilkan warna lebih gelap. Uji
tempel kulit diperlukan untuk menentukan alergen penyebab DKA. Kasus: Wanita,
18 tahun dengan keluhan bercak merah gatal, rasa terbakar dan lepuhan berisi
nanah di lengan kiri bawah setelah pasien menggunakan tato hena 3 hari
sebelumnya. Kejadian ini adalah kedua kalinya pasien menggunakan tato henna dan
timbulreaksi. Pasien mendapat pengobatan antibiotik oral selama 5 hari,
antihistamin oral, dan kompres NaCL 0,9% selama 3 hari. Tiga hari kemudian
kortikosteroid topikal diberikan, dan lesi membaik. Uji tempel kulit dilakukan
10 bulan kemudian dan hasilnya positif terhadap PPD dan toluenesulfonamide
formaldehyde resin (TSFR). Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap cat kuku,
TSFR diduga sebagai bahan kontak terjadinya sensitisasi. Pembahasan: Dermatitis
kontak alergi adalah reaksi hipersensitifitas yang disebabkan kulit kontak
dengan alergen lingkungan. Proses sensitisasi diperlukan untuk terjadinya
alergi. Uji tempel kulit adalah baku emas untuk menentukan alergen penyebab.
Relevansi klinis hasil uji temple kulit pasien, berdasarkan riwayat pasien dan
pemeriksaan fisik, menunjukkan positive current relevance (possible) terhadap PPD,
dan past relevance terhadap TSFR. Simpulan: Menghindari alergen penyebab adalah
penting dalam tatalaksana dermatitis kontak.
Kata kunci: Dermatitis kontak
alergi, tato hena, para-phenylenediamine (PPD), uji tempel kulit
Penulis: Fransiska Rismauli
Natallya, Marsudi Hutomo
Kode Jurnal: jpkedokterandd160571
