Asfiksi Meningkatkan Kejadian Hiperbilirubinemia Patologis pada Bayi di RSUD Tugurejo Semarang
ABSTRAK: Hiperbilirubinemia
merupakan peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Hiperbilirubinemia yang
tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan otak. Pada tahun 2014
hiperbilirubinemia menempati urutan ke 2 kasus terbanyak di ruang rawat inap
perinatologi RSUD Tugurejo Semarang. Beberapa faktor risiko hiperbilirubinemia
antara lain usia kehamilan, jenis kelamin dan asfiksia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan asfiksia dengan insiden hiperbilirubinemia
patologis di RSUD Tugurejo Semarang.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel adalah 74 neonatus yang mengalami
hiperbilirubinemia dengan berat badan ≥2500 gram dan dipilih dengan teknik
sistem random sampling. Data ini diambil dari cacatan rekam medik dari periode
Januari sampai Desember 2014. Analisis statistik yang digunakan adalah
chi-square.
Hasil : Dari 74 neonatus dengan hiperbilirubinemia, sebanyak 68,9%
neonatus mengalami hiperbilirubinemia patologis. Dari hasil analisis menunjukkan
bahwa asfiksia memiliki hubungan yang signifikan dengan insiden
hiperbilirubinemia patologis (p= 0.004).
Kesimpulan : Asfiksia meningkatkan insiden hiperbilirubinemia patologis.
Keyword: asfiksia,
hiperbilirubinemia patologis, hiperbilirubinemia fisiologi
Penulis: Agus Saptanto, Ika
Dyah Kurniati, Siti Khotijah
Kode Jurnal: jpkedokterandd160590
