Penanganan penyu yang tertangkap rawai tuna di Samudera Hindia
Abstrak: Penyu merupakan salah
satu biota yang rawan punah dan sebagai hasil tangkapan sampingan pada
perikanan rawai tuna dimana pengelolaannya belum banyak dilakukan. Makalah ini
membahas tentangupaya bagaimana menghindari tertangkapnya penyu dan rekomendasi
penanganan penyu pada perikanan rawai
tuna. Tulisan disusun berdasarkan penelusuran hasil penelitian maupun kegiatan
program observer yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005, dilengkapi kajian
pustaka serta peraturan terkait pengelolaan penyu. Hasil pencatatan selama
periode 2005 – 2014 yang dilakukan oleh pemantau ilmiah di kapal rawai tuna di
Samudera Hindia dengan jumlah setting sebanyak 72 kali dan 89.441 buah pancing
tertangkap 105 ekor penyu, yang terdiri dari penyu belimbing, penyu lekang,
penyu sisik, penyu tempayan dan penyu hijau serta penyu yang tidak diketahui
jenisnya dimana saat ini status penyu di Samudera Hindia berada dalam kondisi
rentan, terancam punah bahkan sangat terancam punah. Penyu lekang, penyu
tempayan dan penyu belimbing berada dalam status rentan. Sementara penyu hijau
berada dalam keadaan terancam punah dan bahkan penyu sisik berada dalam keadaan
sangat terancam punah. Langkah-langkah kebijakan penangananpenyu pada perikanan
rawai tuna yang perlu dilaksanakan adalah mengintensifkan penggunaan pancing lingkar,
perlu regulasi penggunaan pancing lingkar, implementasi penempatan pemantau
penangkapan ikan (observer) di atas kapal rawai tuna agar dapat membantu para
nahkoda memonitoring hasil tangkapan penyu dan pelatihan penanganan penyu bagi
para nahkoda maupun anak buah kapal yang bertujuan agar penyu-penyu yang
tertangkap dapat ditangani secara langsung di atas kapal sehingga menurunkan
tingkat kematian penyu-penyu tersebut kemudian dapat dilepas kembali ke laut
dalam kondisi hidup.
Kata Kunci: Penyu, hasil
tangkapan sampingan, rawai tuna, mitigasi, Samudera Hindia
Penulis: Budi Nugraha, Irwan
Jatmiko, Hety Hartaty
Kode Jurnal: jpperikanandd170233