PEMANFAATAN LIMBAH TAMBAK UDANG SUPER-INTENSIF SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK PERTUMBUHAN BIOMASSA KELEKAP DAN NENER BANDENG
Abstract: Padat penebaran yang
tinggi pada sistem budidaya super-intensif memberikan konsekuensi pada beban
limbah yang dapat memengaruhi kelayakan habitat udang, serta lingkungan hidup
perikanan di sekitar wilayah budidaya. Limbah padat sedimen tambak udang
super-intensif berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk organik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respons pertumbuhan kelekap dan
nener ikan bandeng yang diberikan pupuk organik limbah tambak udang
super-intensif (POLTASI) yang dibandingkan dengan pupuk organik komersil.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), lima perlakuan dan tiga
ulangan. Perlakuan yang diaplikasikan adalah pupuk organik komersil (A),
POLTASI (B), pupuk Urea + SP-36 + pupuk komersil (C), pupuk Urea + SP-36 +
POLTASI (D), dan kontrol (tanpa pupuk) (E). Dosis pupuk yang diaplikasikan
adalah urea 200 kg/ha, SP-36 sebanyak 100 kg/ha, dan pupuk organik (komersil
dan POLTASI) sebanyak 2.000 kg/ha. Peubah yang diamati yakni produksi biomassa
kelekap, komposisi jenis dan kelimpahan jumlah individu plankton penyusun
kelekap, pertumbuhan dan sintasan nener bandeng, serta pengamatan kualitas air.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi biomassa kelekap yang
dihasilkan dari POLTASI sebesar 3,94 g/100 cm2 yang tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan pupuk organik komersil dan kombinasinya dengan pupuk
an-organik namun berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol. Kelas plankton yang
dominan sebagai penyusun kelekap adalah kelas Cyanophyceae dan
Bacillariophyceae. Aplikasi POLTASI secara tunggal dan kombinasinya dengan
pupuk an-organik menghasilkan sintasan nener yang tidak berbeda nyata
(P>0,05) dengan pupuk organik komersil, namun pertumbuhan nener cenderung
lebih baik, khususnya pada kombinasi POLTASI dengan pupuk an-organik. Kisaran
kualitas air selama penelitian masih mendukung untuk pertumbuhan kelekap dan
nener bandeng.
Keywords: kelekap; pupuk
organik; limbah padat; nener bandeng; super-intensif; klekap; organic
fertilizer; solid waste; milkfish fry; superintensive
Penulis: Hidayat Suryanto
Suwoyo, Mat Fahrur, Makmur, Rachman Syah
Kode Jurnal: jpperikanandd160366