BUDIDAYA RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii SECARA TERINTEGRASI DENGAN IKAN KERAPU DI TELUK GERUPUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH, NUSA TENGGARA BARAT
Abstract: Budidaya ikan laut
dalam keramba jaring apung menghasilkan banyak sisa pakan dan feses yang dapat
meningkatkan kandungan nutrien berupa nitrogen dan fosfat perairan. Pemanfaatan
nutrien tersebut dapat dilakukan melalui budidaya rumput laut di sekitar keramba
ikan laut. Pengamatan pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik terhadap dua
varietas rumput laut (Kappaphycus alvarezii var. Maumere dan Tambalang) telah
dilakukan di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah untuk satu siklus musim tanam pada
bulan September-Oktober 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
performansi pertumbuhan rumput laut yang terintegrasi dengan keramba ikan laut
sangat baik. Laju pertumbuhan spesifik terbesar ditemukan pada varian Maumere
yaitu berkisar antara 4,26%-4,68%/hari dibandingkan dengan varian Tambalang
yaitu berkisar antara 3,90%-4,20%/hari. Secara umum melalui sistem budidaya
multi-tropik terintegrasi (IMTA) ini, peningkatan produksi rumput laut dapat
mencapai 74% dibandingkan dengan sistem monokultur. Model IMTA sangat relevan dengan
program ekonomi biru Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mendukung
pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan.
Keywords: rumput laut;
budidaya multi-tropik terintegrasi; nutrien; Teluk Gerupuk
Penulis: I Nyoman Radiarta,
Erlania Erlania, Ketut Sugama
Kode Jurnal: jpperikanandd140348